Jubir TKN Prabowo-Gibran Tepis Isu Penistaan Agama Zulhas

Juru Bicara (Jubir) TKN Prabowo-Gibran, Hariqo Wibawa Satria. (gemapos)
Juru Bicara (Jubir) TKN Prabowo-Gibran, Hariqo Wibawa Satria. (gemapos)

Gemapos.ID (Jakarta) - Juru Bicara (Jubir) TKN Prabowo-Gibran, Hariqo Wibawa Satria menanggapi isu yang menyebut wakil dewan pembina TKN, Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan penistaan agama. Menurutnya perlu untuk meluruskan pernyataan yang dianggap terlalu mempolitisir tersebut. Hariqo dalam postingan instagramnya, Rabu (20/12), menyampaikan kronologis awalnya isu yang menurutnya fitnah tersebut muncuat ke publik. 

Awalnya, Hariqo menyebut bahwa capres nomor urut 1, Anies Baswedan pernah mempraktekan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh Zulhas, namun tidak ada yang menyebut hal tersebut sebagai penistaan agama.

"14 Desember 2023: Pak Anies Baswedan lebih dulu bercanda, tertawa ngakak dengan materi shalat, doa, dll, tapi tidak ada satu pun, kami ulangi, tidak ada satu orang pun dari pendukung Prabowo Gibran dan tidak ada satu pun dari netizen yang menuduh Pak Anies melakukan penistaan agama," ungkap Hariqo dalam postingannya.

Dirinya juga menyinggung soal serangan juga pernah dialami oleh Nusron Wahid yang menurutnya dilakukan oleh pendukung Anies Baswedan.

"Kedua. 18 Desember 2023: Mantan Ketua PBNU dan Ketua Bappilu Partai Golkar, Nusron Wahid bercanda tentang Amin ya Rabbal Alamiin. Nusron Wachid mendapatkan caci maki dari pendukung Anies,"ungkapnya dalam postingan instagram reel dengan video tersebut.

"Ketiga. 19 Desember 2023. Ketum PAN, Pak Zulkifli Hasan bercanda dengan materi yang sama dengan Pak Anies, namun langsung diviralkan oleh ribuan akun pendukung Anies dengan isu penistaan agama dan jangan pilih Prabowo Gibran,' lanjut Hariqo

dirinya juga menyebut bahwa seruan isu tersebut kuatkan dengan mengutip Alquran Surat Al-An'am Ayat 70, Hadis Nabi Tentang Agama Adalah Nasihat (HR Bukhari, Abu Dawud), yang kemudian dilanjutkan dengan pernyataan haram memilih pemimpin yang mempermainkan shalat, tangkap, penjarakan, dan lain-lain.

Hariqo juga melanjutkan dengan menyampaikan adanya undangan terbuka untuk menangkap Zulhas yang dianggap penista agama.

"Keempat. 20 Desember 2023: Muncul Undangan yang isinya UNDANGAN TERBUKA TANGKAP PENISTA AGAMA ZULKIFLI HASAN atas nama Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB) dengan Korlap Rahmat Himran. Isinya mengerikan, provokasi, bahwa Zulkifli Hasan melakukan penistaan Agama yang sangat Keji.  Disebarluaskan lewat WA. Ditujukan Kepada Seluruh Ormas Islam dan Organisasi Kepemudaan Islam Se Indonesia, agar turun aksi pada Hari/Tanggal: Kamis, 21 Desember 2023 Titik Aksi : Mabes Polri Jaksel, Waktu 13.00 WIB Sampai Selesai," papar Hariqo dalam caption instagramnya.

Alumnus pesantren Gontor tersebut melanjutkan penjelasanya dengan menyinggung stasiun TV yang lewat media sosialnya memposting video Zulhas tetatpi tidak memuat video Anies Baswedan.

"Kelima. 20 Desember 2023: Akun instagram resmi MetroTV, mempostingan candaan Zulkifli Hasan soal shalat, dan ucapan amin. Tapi akun instagram Metro TV tidak memposting candaan Anies soal Amin, shalat dan doa,"tegas Hariqo.

Hariqo kemudian menjelaskan tujuannya memposting tulisan dan video tersebut untuk mencegah meluasnya fitnah dan isu penistaan agama yang akan memobilisasi massa.

"Untuk mencegah meluasnya fitnah dan mobilisasi massa dengan isu penistaan agama, maka kami perlu meluruskan dan mengimbau kita semua agar berhati-hati dengan pihak-pihak yang memanfaatkan keterbatasan waktu masyarakat untuk mengakses informasi. Ayolah teman-teman, kita saling menjaga, kita semua bersaudara," jelasnya.

Menurutnya, isu ini dihembuskan untuk tujuan politik dan menguntungkan capres tertentu menjelang pemilu 2024. Hariqo pun mengajak masyarakat utuk lebih fokus pada persoalan dan tantangan global serta mencegah terjadinya konflik.

"Boleh jadi, fitnah penistaan agama yang dihembuskan menguntungkan Capres tertentu, tapi merugikan Indonesia dan anak cucu kita kelak. Jaga NKRI. Hati-hati Provokasi dan Provokator, kita butuh persatuan di tengah tantangan global seperti: perang, perubahan iklim, meningkatnya populasi, perlambatan ekonomi global, disrupsi kecerdasan buatan, potensi konflik bersenjata di Laut Natuna Utara, ancaman pandemi baru, terbatasnya waktu, demografi, dan lain-lain," pungkas Hariqo. (ns)