Mudik dan Berkah Lebaran

Pemudik saat perayaan Idul Fitri, 1 Syawal 1443 H
Pemudik saat perayaan Idul Fitri, 1 Syawal 1443 H

Sejak beberapa hari lalu, kemacetan di Jakarta tidak seperti biasanya. Biasanya kemacetan di isi dengan pengendara roda dua dan empat yang rapi dan membawa barang kebutuhan kerja seperlunya. Juga diwarnai dengan pengendara motor tak pakai helm, ciri khas warga sekitar.

Tapi kali ini berbeda. Kendaraan terlihat penuh dengan barang-barang bawaan sebagai tanda pengemudi melakukan perjalanan jarak jauh.

Teringat, lebaran memang tinggal menunggu hitungan hari. Pantas kini jalanan banyak dilalui dengan ciri nomor polisi daerah beragam.

Kembali ke kampung setelah sekian lama mencari cuan di rantau memberikan ciri khas tersendiri bagi masyarakat Indonesia menjelang hari Raya Idul Fitri. Apalagi di tahun 2022 ini. Mudik seperti menjadi ajang pelampiasan rasa ingin jumpa dengan sanak keluarga, tetangga dan sahabat-sahabat di kampung halaman.

Terang saja, tahun lalu pemerintah tiak menganjurkan bahkan melarang untuk masyarakat pulang kampung akibat pandemi Covid-19. Tentu sekarang inilah jadi ajang balas dendamnya. Dari mereka yang benar-benar mempersiapkan segala sesuatunya, hingga mereka yang hanya sekedar punya cukup ongkos saja turut berbondong-bondong mengejar perayaan lebaran di kampung halaman.

Uniknya dari budaya tahunan orang Indonesia ini. Kehadiran mereka ke daerah asal biasanya mampu memberikan efek domino terhadap peningkatan perekonomian. Ya, lebaran menjadi salah satu momentum orang mengeluarkan uang tabungan untuk dibelanjakan.

Tidak hanya belanja, lebaran juga menjadi ajang mereka saling membagikan hasil jerih payah di perantauan kepada saudara-saudara atau ber Zakat kepada tetangga yang membutuhkan.

Uang yang selama ini tersimpan rapi di bawah kasur atau bank, keluar di hari lebaran. Menyebabkan daya beli masyarakat terhitung meningkat. Momentum ini memberikan efek menyeluruh pada peningkatan perekonomian negara.

Pemerintah Indonesia mati-matian memberikan bantuan sosial berupa BLT supaya menstimulus masyarakat untuk membeli.  Teranyar, ada BLT minyak goreng diberikan kepada 23 juta orang. Masing-masing orang itu mendapatkan Rp300 ribu untuk 3 bulan. Artinya pemerintah memberikan cuma-cuma dana sekitar Rp6,9 triliun untuk berupaya menstabilkan perekonomian.

Bayangkan, dalam gelombang mudik tahun 2022 ini, Kemenhub memperhitungkan ada sekitar 85 juta orang yang melakukan perjalanan ke kampung halaman. Berapa besar dampaknya!.

Bahkan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan dalam periode libur mudik Lebaran kali ini dapat mendorong perekonomian hingga Rp174 triliun. Jika itu benar, artinya angka itu lebih dari 10% dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2021 yang sebesar Rp16.970,8 triliun.

Dari pendistribusian tali kasih atau zakat pun pada waktu ini tepat menyasar mereka yang membutuhkan. Mengingat diberikan langsung ke sekeliling. Atau mungkin di kota-kota, ada pengurus nya di tiap Masjid yang menghandle pembagian di wilayah sekitarnya.

Tidak seperti bantuan pemerintah yang serba carut marut. Kadang datanya bermasalah, kadang penyelenggaranya korupsi, dan sering kali praktiknya juga salah sasaran.

Untuk itu, makna berbagi dalam momentum lebaran kali ini juga memberikan makna mendalam bagi penerima. Secara fitrahnya pemberi ikhlas. Orang yang tidak punya pun bisa terbantu ditambah negara menerima manfaat ekonominya secara makro.

Pemerintah cerdas. Menangkap peluang potensi ini, dengan memberikan hari libur yang cukup panjang. Segala infrastruktur juga di fokuskan dalam upaya pensuksesan.

Tak jarang bahkan bukan orang Muslim saja yang ikutan mudik, karena ini juga momentum libur Panjang lebaran. Perilakukan pun setelah sampai di kampung halaman tidak jauh berbeda. Mengeluarkan kocek juga.

Hal ini membuat lebaran tahun ini menjadi berkah bagi semua orang. Pandemi mulai tak tampak hidungnya, ekonomi negara mulai kelihatan ujungnya dan masyarakat merasa bahagia berkumpul bersama keluarga walau dibayangi kenaikan berbagai harga.

Semoga semua kembali kepada yang fitrah.

Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1443 H. Rahayu!