Gibran Menjawab Keraguan

Ketiga calon wakil presiden usai debat Capres-Cawapres 2024, Muhaimin Iskandar-Gibran Rakabuming Raka-Mahfud MD, Jakarta, Jumat (22/12/2023). (foto: gemapos)
Ketiga calon wakil presiden usai debat Capres-Cawapres 2024, Muhaimin Iskandar-Gibran Rakabuming Raka-Mahfud MD, Jakarta, Jumat (22/12/2023). (foto: gemapos)

Debat kedua calon presiden dan calon wakil presiden untuk pemilu 2024, Jumat (22/12) malam tadi seperti menjawab semua keraguan. Terutama untuk Gibran Rakabuming Raka

Jabatan wakil presiden sering digambarkan sebagai ‘ban serep’. Sebuah jabatan di bawah Presiden namun tak terlalu memberikan dampak yang signifikan.

Namun, debat malam tadi tak hanya membuka seberapa pentingnya wakil presiden diisi juga oleh orang-orang terbaik, cakap dan berpengalaman. Tapi juga menunjukan kualitas masing-masing cawapres.

Tiga cawapres mengikuti debat dalam enam sesi. Semua diberikan waktu mengutarakan visi-misi dan gagasannya, menjawab persoalan yang diberikan panelis lewat moderator serta saling sanggah dan beritanya masing-masing kandidat.

Selain itu, yang paling menjadi sorotan publik pada momen debat terbuka malam tadi seakan menjadi panggung Gibran dalam menjawab keraguan-keraguan.

Banyak orang yang menyangsikan kemampuan Gibran. Baik pengalaman maupun gagasan. Mengingat Gibran dinilai terlalu dini untuk jabatan itu. Baru berusia 36 tahun.

Tapi nyatanya, Gibran menjawab dengan ketegasan dan kecakapan yang ditunjukkan dalam menjawab semua pertanyaan. Baik dari panelis yang dibacakan moderator maupun kandidat lain.

Gibran menjawab dengan epic semua pertanyaan. Tak luput juga menjabarkan visi-misi dan closing statement. Meskipun banyak isu beredar Gibran jarang hadir dalam undangan debat yang dilaksanakan oleh pihak – pihak tertentu karena dikira tidak mampu.

Meski demikian, performa Gibran dalam debat masih banyak yang menilai miring. Jubir TPN Ganjar-Mahfud Iwan Setiawan menilai apa yang diucapkan Gibran dalam debat adalah sebuah hafalan. Bukan dari gagasannya sendiri.

"Gibran dari raut wajah terlihat seperti orang yang menghafal, tidak murni dari hasil olah pikir dirinya," kata Iwan Jumat (22/12) malam tadi usai debat dikutip dari berbagai media.

Begitu pula disampaikan Faisal Assegaf, kritikus politik dan pegiat sosial media. Tak hanya hafalan, Assegaf juga menyebut Gibran copy paste dengan gaya janji presiden Jokowi.

“Cak Imin bicara apa adanya, memberi harapan pada rakyat dalam prinsip keadilan sosial-ekonomi. Berbeda dengan Gibran yang hanya andalkan hafalan dan copy paste gaya politik janji palsu bapaknya,” tulis Faizal Assegaf di akun X atau twitter pribadinya, Jumat (22/12/2023).

Bahkan ada juga informasi yang beredar di media sosial yang menyebut Gibran mendapatkan bisikan dari earphone yang digunakan.

Tapi dengan semua itu, Gibran jelas menunjukkan kualitas saat debat, menjawab semua yang diragukan banyak orang selama ini. Tuduhan hafalan dan mendapat bisikan menjadi bukti bahwa tidak ada yang menyangka bahwa Gibran bisa membalikkan keraguan.

Meski debat ‘mungkin’ tidak menjadi pertimbangan uatama masyarakat menilai kualitas pemimpin dan dijadikan dasar untuk memilih, tapi banyak respon positif dari masyarakat paska Gibran menunjukkan dirinya.

Soal memilih lagi-lagi adalah hak setiap warga negara Indonesia.

(Redaksi)