Survei Terjun Bebas, Jangkar Baja: Tidak Semua Survei Layak Dipercaya

Tangkapan Layar - Presidium Nasional Jangkar Baja Bahas tentang Survei Ganjar-Mahfud yang menurun dalam podcast di YouTube GEMA POS, Jumat (15/12/2023). (gemapos/YouTube GEMA POS)
Tangkapan Layar - Presidium Nasional Jangkar Baja Bahas tentang Survei Ganjar-Mahfud yang menurun dalam podcast di YouTube GEMA POS, Jumat (15/12/2023). (gemapos/YouTube GEMA POS)

Gemapos.ID (Jakarta) – Survei pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud MD mengalami penurunan yang cukup drastis. Ketua Presidium Nasional Jangkar Baja (Relawan Jaringan Kerja Akar rumput Bersama Ganjar) sampaikan tidak semua survei layak dipercaya.

“Dalam perkembangannya tidak tertutup kemungkinan, sebuah pekerjaan kalau tidak di dasari oleh idealisme bisa saja pragmatis. Artinya by order, karena tidak semua survei layak dipercaya dan dijadikan acuan,” ujar Ketua Presidium Nasional Jangkar Baja, I Ketut Guna Artha dalam Podcast yang tayang di YouTube GEMA POS, Jumat (15/12/2023).

Igat, panggilan akrab I Ketut Guna Artha mengatakan hasil survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei tidak logis, menurutnya Ganjar bersama tim relawan telah turun lapangan dalam enam bulan terakhir dan memanfaatkan masa kampanye di mana saat itu pasangan calon yang lain masih belum melakukan pergerakan, namun hasil survei yang keluar menunjukkan penurunan.

“Kalau pemberitaan negatif ke sebelah mestinya yang mendapat punishmen di sebelah, itu logikanya. Mas Ganjar mulai tanggal 28 Oktober sudah turun lapangan memanfaatkan masa kampanye. Sementara yang sebelah kan anteng-anteng (tenang-tenang) saja, tidak kampanye gitu tapi analisa survei katanya di sebelah kuat. Saya tidak mengerti metode pengambilan samplingnya itu,” lanjutnya.

Survei menurutnya memang memotret keadaan apa yang terjadi di masyarakat, namun hasilnya sudah didahului dengan adanya propaganda agitasi.

“Jadi lembaga survei yang lain beramai-ramai kan memberitakan bahwa surveinya yang sebelah tinggi gitu. Saat Mas Ganjar keliling, kampanye ke daerah-daerah langsung diikuti dengan kunjungan presiden. Misalnya Mas Ganjar hari ini ada di Merauke besoknya ke daerah Sulawesi atau ke NTT gitu, setelah dikunjungi oleh Mas Ganjar presiden hadir ke sana dalam kapasitas beliau sebagai presiden,” ungkapnya.

“Apa yang dilakukan di sana ya tentu memberikan dampak sosial gitu kepada masyarakat. Ketika itu terjadi lalu kemudian surveinya memotret ya berubah gitu,” ujarnya kembali.

Terkait tentang hasil survie capres-cawapres nomor urut 3 yang menurun, itu akan menjadi bahan evaluasi dan catatan internal bagi TPN Ganjar-Mahfud.

Adapun kekhawatiran dari seorang Igat yakni demokrasi yang salahgunakan oleh kelompok elit yang mengatasnamakan kepentingan rakyat, memanipulasi kebenaran dengan gimik atau drama sehingga pada akhirnya masyarakat menutup mata tentang pihak yang mengkritisi kebenaran.

“Kebenaran itu harus diperjuangkan, kalau di agama juga kan mengajarkan kebenaran itu harus diperjuangkan walaupun langit runtuh. Kalau kita misalnya dilarang mengkritisi yang salah kan keliru, ini sudah ancaman demokrasi,” kata Igat. (kt)