Kemenparekraf Gelar Lokakarya Pengembangan Wisata Gastronomi

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu usai kegiatan Kegiatan Workshop for UNWTO Gastronomy Tourism Development, Bali, (15/12/2023). (gemapos/Kemenparekraf.go.id)
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu usai kegiatan Kegiatan Workshop for UNWTO Gastronomy Tourism Development, Bali, (15/12/2023). (gemapos/Kemenparekraf.go.id)

Gemapos.ID (Jakarta) – Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan United Nations World Tourism Organization (UNWTO) dan Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali selenggarakan Workshop (lokakarya) for UNWTO Gastronomy Tourism Development guna memperkuat peran dan kolaborasi dari pemangku kepentingan (stakeholder) di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

Kolaborasi yang dimaksud mulai dari berbagai organisasi, pengelola destinasi baik lokal maupun regional, perwakilan bisnis dan akademisi yang terkait dengan gastronomi di Ubud.

 “Ubud dipilih sebagai pilot project (proyek percontohan) pengembangan wisata gastronomi karena kesiapan dan tingginya tingkat kolaborasi antar stakeholder,” ujar Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno di Jakarta, Sabtu (16/12/2023).

Menurut Sandiaga, makanan di Ubud tidak sekadar hidangan kuliner, tetapi sudah menjadi gaya hidup dan budaya bagi masyarakat setempat. Kegiatan lokakarya tersebut adalah tindak lanjut sekaligus sosialisasi atas dokumen Strategi Pengembangan Destinasi Gastronomi di Ubud.

Terkait dengan dokumen, sebelumnya telah diserahkan oleh UNWTO kepada Menparekraf Sandiaga pada agenda Rapat Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Selasa (12/12/2023) Bandung, Jawa Barat.

Selain itu dokumen tersebut juga telah diserahkan ke Pemkab Gianyar yang diwakili Asisten III Setda Gianyar, I Ketut Pasek Lanang Sadia serta didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, I Wayan Gede Sedana Putra.

I Ketut Pasek Lanang Sadia menjelaskan bahwa budaya gastronomi yang mengakar di Ubud dapat terlihat dari interpretasi relief pada dinding Pura Yeh Pulu, yang menggambarkan budaya beternak, bertani, dan berburu sebagai bagian dari budaya gastronomi lokal.

Ubud memiliki Subak, sistem tata kelola irigasi tradisional yang menjadi pilar kebudayaan masyarakat Bali serta filosofi Tri Hita Karana, prinsip keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan yang juga merepresentasikan kekayaan budaya dan kuliner.

“Ubud merupakan salah satu ikon pariwisata di Gianyar yang diharapkan dapat lebih berkontribusi terhadap ekonomi daerah melalui Gastronomi dan kami dari pemerintah daerah Gianyar akan mendukung dari sisi regulasi,” ungkap Sadia.

Selain pengalaman kuliner yang autentik, tradisional, inovatif, dan berkelanjutan, wisata gastronomi merupakan implementasi dari pariwisata inklusif yang dapat melibatkan berbagai stakeholder dan aktivitas terkait lainnya.

Oleh karena itu, keterlibatan dan semangat kolaborasi dari berbagai pihak sangatlah penting sehingga dapat mengoptimalkan manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan wisata gastronomi.

Salah satu rekomendasi utama pada program ini merupakan pembentukan Gastronomy Tourism Club.

“Gastronomy Tourism Club yakni badan organisasi yang terdiri atas seluruh stakeholder pada industri gastronomi untuk berkomitmen untuk menginisiasi pengembangan dan implementasi program-program terkait gastronomi di Ubud di masa depan,” jelas Departement Officer, Tourism Market Intelligence and Competitiveness UNWTO Patricia Carmona.

adapun Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu mengharapkan adanya kolaborasi antara kementrian lembaga dan pemangku kepentingan pada program dan rencana aksi dari lokakarya.

“Program dan action plan (rencana aksi) dari kegiatan ini diharapkan dapat dikolaborasikan dengan kementrian, lembaga, serta stakeholder yang lebih luas,”ungkap Vinsensius.

Setelah Kegiatan Workshop for UNWTO gastronomy Tourism Development dilakukan, akan dilanjutkan dengan Gastronomy Tourism Club Kick-off Meeting untuk mendiskusikan terkait rencana tindak lanjut program pengembangan wisata gastronomi di Ubud. (kt)