Elektabilitas Ganjar Turun, Jangkar Baja: Nanti Naik Lagi

Ketua Presidium Nasional Jaringan Kerja Akar Rumput Bersama Ganjar (Jangkar Baja). (gemapos)
Ketua Presidium Nasional Jaringan Kerja Akar Rumput Bersama Ganjar (Jangkar Baja). (gemapos)

Gemapos.ID (Jakarta) -  Ketua Presidium Nasional Jaringan Kerja Akar Rumput Bersama Ganjar (Jangkar Baja) I Ketut Guna Artha menanggapi soal hasil survey Litbang Kompas periode Desember 2023. Menurutnya penurunan angka tersebut merupakan fenomena biasa dalam politik. 

"Sebenarnya itu merupakan fenomena biasa, angka-angka tersebut bisa berubah tergantung situasi. seperti isu politik, hukum dan lain sebagainya," ujar Artha saat wawancara usai melakukan podcast bersama Gemapos di Jakarta Timur, Selasa (12/12/2023).

Artha yang juga Ia juga Jubir Tim Pemenangan Nasional Ganjar - Mahfud ini juga menyebut peristiwa penurunan angka elektabilitas Ganjar pernah terjadi.

"Sebelumnya fenomena (penurunan elektabikitas ganjar) tersebut pernah terjadi. namun kemudian kembali naik atau rebound," jelas pria yang sering dipanggil Igat itu.

Dirinya hanya mengaku heran terhadap penurunan elektabilitas Ganjar yang terjadi tanpa peristiwa negatif yang dilakukan oleh Calon presiden nomor urut 3 tersebut.

"Sebenarnya saya heran tidak sesuatu faktor yang luarbiasa bisa berpengaruh terhadap penurunan elektabilitas. Jika dulu ada isu seperti piala dunia U-20, punishment-nya langsung. Tapi hari ini kan tidak ada sesuatu yang kemudian secara logis mempengaruhi angka tersebut,' papar Artha

selain itu, menanggapi perihal faktor penurunan elektabilitas tersebut dianggap karena bergesernya pemilih Jokowi dari Ganjar ke Prabowo-Gibran. menurutnya Gibran tidak serta merta berarti Jokowi.

" Ada dua hal yang harus dicermati, yang pertama harus dicermati, Gibran bukan Jokowi, Jokowi juga bukan Gibran. maksudnya, dia mungkin anaknya, tetapi secara kapasitas tidak berarti sama. sehingga bukan jadi alasan logis untuk kemudian beranggapan pemilih tersebut mengasosiasikan Gibran adalah Jokowi, "jelasnya.

Menurutnya, juga memaklumi pemilih yang bergeser kemungkinan karena faktor emosional sehingga hanya melihat sosok Gibran adalah Jkowi

"Yang kedua, untuk pemilih Jokowi kita juga maklumi bahwa ada yang menentukan pilihan secara emosional. Apa yang terjadi (peristiwa) hari ini tidak sampai pada mereka, sehingga ya mereka tetap mata kuda aja, "tegasnya.

"Yang parah juga ini, pemilih bergeser disebut karena Ganjar mengkritisi Jokowi. Itu kan menyesatkan. Masak kita tidak boleh mengkritisi sesuatu yang salah. Kalau salah kita kritisi, tapi kita juga tidak menutup mata dan mengakui prestasi pak Jokowi," tambahnya.

namun Artha yakin bahwa elektabilitas Ganjar akan kembali meningkat khususnya setelah debat dilaksanakan. 

"Tetapi kami yakin, elektabilitas Ganjar akan kembali meningkat, apalagi setelah debat yang notabene membahas hukum, HAM dan demokrasi yang jadi bidang keahlian Ganjar dan Mahfud MD," pungkasnya. (ns)