Penanganan Stunting di Indonesia 2023 Capai Angka 18 persen

Menko PMK sampaikan  penanganan stunting di Indonesia tahun 2023 sudah mencapai angka 18 persen. (Gemapos/Kemenko PMK)
Menko PMK sampaikan penanganan stunting di Indonesia tahun 2023 sudah mencapai angka 18 persen. (Gemapos/Kemenko PMK)

Gemapos.ID (Jakarta) – Menteri Koordinator Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan penanganan Stunting di Indonesia tahun 2023 telah mencapai angka 18 persen dari yang direncanakan untuk tahun 2024 target harus mencapai target dengan angka 14 persen. Hal tersebut disampaikan dalam acara simposium ‘Dampak Hilirisasi Sumber Daya Alam) terhadap Pembangunan Sumber Daya Manusia’ di Jakarta, Rabu (6/12/2023).

“Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak cukup dnegan hanya hilirisasi, justri sekarang kita harus sampai hulurisasi,” kata Muhadjir. 

Perlindungan anak dari dampak stunting harus dilakukan sejak usia dini yakni dalam usia dua tahun pertamanya pastikan anak melewati periode kristis tanpa mengalami stuntung, selanjutnya pastikan anak mendapatkan gizi yang cukup dalam lima tahu pertamanya.

Penting juga untuk memastikan remaja memiliki akses yang baik pada pendidikan formal maupun informal atau keterampilan dasar yang diperlukan.

Jika anak dipastikan dapat melewati serangkaian tahapan tersebut, maka anak-anak Indonesia dapat terhindar sepenuhnya dari risiko stunting saat mereka mencapai usia produktif yakni sekitar 15 tahun.

Meski demikian, Menko juga menyoroti bahwa saat ini Indonesia belum menggunakan indeks tinggi badan sebagai salah satu indikator utama pertumbuhan SDM.

“Indonesia seharusnya segera mempertimbangkan tinggi badan sebagai indeks resmi dalam pengukuran pertumbuhan anak,” lanjutnya.

Tak lupa dia menambahkan bahwa upaya mengatasi masalah stunting dan pertumbuhan Sumber Daya Manusia di Indonesia secara menyeluruh perlu untuk ditingkatkan. (kt)