Menko: ASEAN Climate Forum Dukung ASEAN Jadi Kawasan Ekonomi Ramah Lingkungan

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto berbicara dalam tayangan video yang disiarkan dalam ASEAN Climate Forum 2023 di Jakarta, Sabtu (2/9/2023). (foto: gemapos/ antara)
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto berbicara dalam tayangan video yang disiarkan dalam ASEAN Climate Forum 2023 di Jakarta, Sabtu (2/9/2023). (foto: gemapos/ antara)


Gemapos.ID (Jakarta)- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan ASEAN Climate Forum 2023 mendukung ASEAN menjadi kawasan ekonomi ramah lingkungan.

"ASEAN Climate Forum menekankan pentingnya agenda pembangunan berkelanjutan untuk memfasilitasi transformasi kawasan ASEAN menuju ekonomi ramah lingkungan sejalan dengan visi ASEAN pada tahun 2045," kata Menko Airlangga dalam tayangan video yang disiarkan dalam ASEAN Climate Forum 2023 di Jakarta, Sabtu.

Melalui ASEAN Climate Forum, diharapkan muncul ide-ide strategis dan pemikiran komprehensif terkait penurunan emisi, transisi energi yang terjangkau, strategi dekarbonisasi, dan pembiayaan berkelanjutan.

Menko Airlangga menuturkan Asia Tenggara akan terkena dampak perubahan iklim dan berpotensi kehilangan sekitar 30 persen produk domestik brutonya pada 2050 karena peningkatan suhu global dan peristiwa cuaca ekstrem.

Untuk itu, emisi gas rumah kaca di Asia Tenggara harus dikurangi 10 hingga 25 persen pada 2030 untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat. Tindakan besar dan kolektif oleh pemerintah dan dunia usaha diperlukan saat ini.

Sekarang ini, lanjut Airlangga, sebagian kawasan ASEAN telah berkomitmen untuk mencapai target nol emisi. Dorongan besar untuk transportasi listrik dan penggunaan energi terbarukan akan sangat penting bagi kawasan untuk memenuhi komitmen dekarbonisasinya.

Negara-negara ASEAN telah sepakat untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasokan dunia dengan industri yang memainkan peran penting dalam rencana ini.

Pengembangan kendaraan listrik juga berperan besar dalam kelestarian lingkungan mulai dari penurunan emisi rumah kaca, percepatan transisi energi, dekarbonisasi sektor transportasi darat mencapai target nol emisi, dan meningkatkan ketahanan energi di kawasan ASEAN.

"Adopsi kendaraan listrik menjadi lebih penting secara global karena keunggulannya dalam diversifikasi energi dan pengurangan emisi. Adopsi kendaraan listrik dapat memainkan peran penting dalam agenda dekarbonisasi untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris," jelas Airlangga.

Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (KTT ASEAN) menyetujui untuk menjajaki kerja sama dan kolaborasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Kerja sama tersebut termasuk meningkatkan infrastruktur dan stasiun pengisian, menciptakan lingkungan bisnis dan iklim investasi untuk menarik investasi, termasuk kemitraan publik-swasta, mengoptimalkan produksi dan penggunaan bahan dan sumber daya yang berkelanjutan untuk mencapai nilai yang lebih tinggi dari rantai pasokan kendaraan listrik di kawasan dan meningkatkan partisipasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).(ap)