Bantah Ajarannya Sesat, Begini Kata Pemimpin Bab Kesucian Gowa

Foto pemimpin bab kesucian(ist)
Foto pemimpin bab kesucian(ist)

Gemapos.ID (Jakarta) - Pemimpin Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah yang menaungi aliran Bab Kesucian Wayang Hadi Kesumo buka suara.

Ia membantah dengan tegas tudingan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan bahwa ajaran yang ia pimpin itu sesat.

Tak cuma itu, ia juga membantah dengan keras bahwa pengikutnya dilarang untuk melaksanakan salat lima waktu.

“Itu tidak benar sama sekali,” kata Wayang, Selasa (3/1).

Ia menerangkan bahwa yayasannya hanya mengajarkan dasar-dasar agama bagi masyarakat yang ingin mengenal agama.

Selain pendidikan agama, ia juga mengajarkan pada pengikut perihal pola hidup bersih.

“Saya mengajarkan bagaimana mengenal agama. Dasar-dasar yang mau mengenal agama, mengajarkan makan yang bersih.”

“Kemudian mengajarkan pola hidup yang bersih, mengajarkan pola fikir yang bersih, hati yang bersih,” ungkapnya.

Ia menyebut, ajaran Bab Kesucian tidak mengajarkan norma agama, sebab hal demikian sudah menjadi pengetahuan umum.

Dirinya pun mengaku tak berhak melarang pengikut yang mau belajar ataupun beribadah di Masjid.

“Bukan mengajarkan agama, sudah banyak yang tahu itu tentang agama, sudah banyak yang sudah mengajarkan norma-norma agama.”

“Saya tidak berhak mengajarkan agama kalau mau belajar sembahyang ya di masjid,” lanjutnya.

Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah berdiri pada tahun 2019. Pusat yayasan tersebut terletak di Batam, di Provinsi Kepulauan Riau.

“Ini berdiri sejak 2019. Kalau di sini tidak banyak (pengikutnya), di sini yang ada hanya Tahfiz Quran.”

“Anak yang tidak ada ibu bapaknya, yang tidak ada saudara-saudaranya di Gowa,” bebernya.

Wayang mengaku tidak mengetahui jumlah pasti yang menjadi pengikut di yayasan yang ia dirikan bersama istrinya tersebut.

Peserta didik yang ada di dalam yayasan pun bukan berasal dari luar yayasan.

Bantahan Makan Daging

Kendati demikian, ia tidak menyalahkan pandangan miring dari publik soal materi ajarannya.

“Itu mereka yang menilai, itu dari mereka yang menilai kami dari sudut pandang yang berbeda, itu sah-sah saja,” sambungnya.

Wayang meminta bukti bahwa pihaknya melarang makan daging hewan.

Menurutnya jika dalam Islam tidak menganjurkan makan binatang namun hal itu kembali lagi ke individu masing-masing.

“Adakah saya melarang makan binatang, mana buktinya, yang saya larang itu tidak boleh makan darah walaupun setetes tetap haram.”

“Di sini bimbingan, pelajaran, dasar-dasar agama, bukan agama Islam ya, semua agama kan baik tidak ada agama yang mengajarkan yang tidak baik.”

“Dan tidak ada satupun agama di dunia ini yang mengajarkan yang kotor,” pungkasnya.(da)