BMKG: Bibit Siklon Tropis 98S Berpotensi Jadi Siklon Tropis Kategori Tinggi dalam 24 Jam

Tangkapan layar citra satelit bibit siklon tropis di wilayah Indonesia yang dirilis BMKG, Senin
Tangkapan layar citra satelit bibit siklon tropis di wilayah Indonesia yang dirilis BMKG, Senin

Gemapos.ID (Jakarta) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan potensi bibit siklon tropis 98S menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan, dalam kategori tinggi.

"Citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang kuat dalam 12 jam terakhir. Kondisi medan angin menunjukkan sirkulasi siklonik di setiap lapisan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Senin.

Kondisi itu, lanjut dia, didukung oleh wind shear vertikal yang lemah (15-20 knots), aktifnya gelombang Equator Rossby (ER) dan Madden-Julian Oscillation (MJO), divergensi lapisan atas dengan kategori sedang, konvergensi lapisan bawah dengan kategori kuat diimbangi oleh suhu permukaan laut yang sangat hangat (30-31 derajat Celsius), dan aliran massa udara keluar (outflow) yang baik akan mendukung tumbuh kembang bibit 98S ini.

Guswanto mengemukakan dampak tidak langsung bibit siklon 98S dalam 24 jam ke depan terhadap kondisi cuaca di Indonesia yakni hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Kemudian angin kencang di wilayah Bali, NTB, dan NTT.

Selain itu bibit 98S itu juga memberikan dampak tidak langsung terhadap gelombang tinggi di kisaran 1,25-2,5 meter di perairan Kepulauan Selayar, Perairan Kepulauan Baubau, Perairan Kepulauan Wakatobi, Laut Flores, Laut Sawu, Selat Ombai, Perairan Pulau Sawu, Perairan Kupang-Pulau Rotte, Samudra Hindia selatan Pulau Sumba-P.Sabu, Perairan selatan Ambon, Laut Seram, Perairan Kepulauan Sermata, Perairan Kepulauan Letti, Perairan Kepulauan Babar, Perairan Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kai, Perairan selatan Kepulauan Aru, Laut Arafuru bagian tengah dan timur.

Gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Kupang-Pulau Rote, Laut Banda, dan Laut Arafuru bagian barat.(ap)