BMKG Laporkan Kelembaban Udara dan Labilitas Jadi Faktor Pemicu Puting Beliung di Sumba

Rumah warga Desa Ate Dalo, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Pulau Sumba, NTT, rusak akibat diterjang angin puting beliung, Jumat
Rumah warga Desa Ate Dalo, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Pulau Sumba, NTT, rusak akibat diterjang angin puting beliung, Jumat

Gemapos.ID (Jakarta) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan kondisi kelembaban udara dan labilitas lokal menjadi faktor pemicu munculnya peristiwa angin puting beliung di Kabupaten Sumba Barat Daya, Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Berdasarkan hasil analisa cuaca sementara, kondisi kelembapan udara yang tinggi dan indeks labilitas yang labil menjadi pemicu munculnya angin puting beliung," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi ketika dihubungi di Kupang, Sabtu.

Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan kondisi cuaca yang memicu terjadinya peristiwa angin puting beliung di Kabupaten Sumba Barat Daya pada Jumat (28/4).

Peristiwa bencana alam angin puting beliung itu menyebabkan empat orang warga Desa Ate Dalo, Kecamatan Kodi, meninggal dunia.

Agung menjelaskan pada saat kejadian, kondisi kelembapan udara di wilayah Sumba Barat Daya tinggi antara 80-100 persen yang menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan.

Selain itu, indeks labilitas yang labil di wilayah setempat berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif di sekitar wilayah kejadian angin puting beliung.

Ia mengatakan, sebelumnya, peringatan dini cuaca ekstrem yang meliputi wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Barat telah dibuat dan disampaikan sebanyak kali kali mulai tanggal 28 April 15.00-18.30 WITA.

Lebih lanjut, ia mengatakan potensi hujan dengan intensitas sedang yang dapat disertai petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Sumba Barat Daya.

Oleh sebab itu, kata dia, warga dan instansi yang terkait agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan melakukan langkah antisipasi yang diperlukan guna meminimalisir dampak kerugian.

Ia mengatakan, secara khusus bagi warga yang tinggal di daerah curam, bergunung, maupun rawan longsor dan banjir patut lebih waspada ketika terjadi hujan dengan intensitas lebat yang terjadi secara tiba-tiba dengan durasi lebih dari satu jam.

"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, namun terus waspada dengan memantau perkembangan informasi dan peringatan dini cuaca melalui berbagai kanal yang disediakan BMKG," demikian Agung Sudiono.(ap)