Jenis-Jenis Sapi yang Sering di Budidayakan di Indonesia

Ilustrasi: Budidaya sapi di Indonesia
Ilustrasi: Budidaya sapi di Indonesia

Gemapos.ID (Jakarta) - Banyak sekali jenis sapi dapat yang dibudidayakan oleh peternak, khususnya peternah di Indonesia. Dari berbagai jenis sapi tersebut, masing masing jenis sapi itu memiliki kelebihan dan kekurangannya. 

Dengan mengetahui jenis sapi dan keungulannya, maka peternak dapat memilih jenis sapi yang cocok untuk dipelihara di daerah masing masing.

Penasarankan? Yuk, simak berikut ini jenis-jenis sapi yang sering di budidayakan di indonesia:

1. Sapi Brahman

Sapi brahman adalah keturunan sapi zebu atau boss indiscuss, aslinya berasal dari india. Ciri khas sapi brahman adalah berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perut lebar dengan banyak lipatan-lipatan. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing. 

Sapi ini adalah tipe sapi potong terbaik untuk dikembangkan. Persentase karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Sapi potong ini juga lebih kebal terhadap gigitan caplak dan nyamuk serta tahan panas. Sapi ini cocok dikembangkan di indonesia yang beriklim tropis.

2. Sapi Simental

Sapi simmental adalah bangsa bos taurus (talib dan siregar, 1999), berasal dari daerah simme di negara switzerland tetapi sekarang berkembang lebih cepat di benua eropa dan amerika, merupakan tipe sapi perah dan pedaging, warna bulu coklat kemerahan (merah bata), dibagian muka dan lutut kebawah serta ujung ekor ber warna putih, sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg. 

Bentuk tubuhnya kekar dan berotot, sapi jenis ini sangat cocok dipelihara di tempat yang iklimnya sedang. Persentase karkas sapi jenis ini tinggi, mengandung sedikit lemak. Selain itu, dapat difungsikan sebagai sapi perah dan potong.

Secara genetik, sapi simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.

3. Sapi Limousine (limosin)

Sapi limousin adalah bangsa bos turus (talib dan siregar, 1999), dikembang-kan pertama di perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dari simmental, warna bulu coklat tua kecuali disekitar ambing berwarna putih serta lutut kebawah dan sekitar mata berwarna lebih muda.

Bentuk tubuh sapi jenis ini adalah besar, panjang, padat dan kompak. Keunggulan dari jenis sapi ini pertumbuhan baannya yang sangat cepat. Secara genetik, sapi limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur. 

Keistimewaan sapi tersebut, paling utama adalah proses pertumbuhannya lebih cepat. Kemudian badan serta ukuran beratnya yang juga lebih tinggi sehingga jumlah dagingnya pasti lebih banyak.

Selain itu kwalitas sapi limosin juga dinilai lebih bagus dan lezat untuk dijadikan makanan. Maka tidak mengherankan bila nilai jual dari sapi jenis ini juga jauh lebih tinggi dan mahal, sehingga keuntungan yang didapatkan oleh peternak atau pedagang tentu akan lebih banyak.

Keunggulan lain memelihara ternak sapi limosin adalah waktu yang dibutuhkan untuk penggemukan atau pertumbuhannya lebih pendek dan singkat dan yang membuat para peternah lebih nyaman adalah, sapi ini juga lebih tahan terhadap serangan berbagai macam penyakit, terutama antraks yang beberapa waktu lalu pernah merajalela dan membuat rugi banyak peternak. 

4. Sapi Po (peranakan ongole)

Sapi po adalah bangsa sapi hasil persilangan antara pejantan sapi sumba ongole (so) dengan sapi betina lo-kal di jawa yang berwarna putih (anonimus, 2003b). Saat ini sapi po yang murni mu lai sulit ditemukan, karena telah banyak di silangkan dengan sapi brahman, sehingga sapi podiartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan), berkelasa dan gelambir. 

Sapi po terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tena ga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah ber-anak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik.

Sapi po terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tenaga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah beranak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik. Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik (anonim, 2012).

Hasil perkawinan antara sapi ongole dengan sapi jawa adalah sapi po atau sapi peranakan ongole (po). ukuran tubuh besar dan bisa lebih tahan terhadap kepanasan, kehausan dan kelaparan. Serta dapat mengkondisikan diri dengan mengkonsumsi pakan berkualitas rendah sekalipun. 

Sapi po betina memiliki sifat serta hasil reproduksi lebih baik dibandingkan dengan sapi madura dan sapi bali, dan terlebih lagi harga sapi ongole jelas lebih tinggi ketimbang kedua sapi tersebut.

Sapi peranakan ongole (po)memiliki ciri ciri khusus sebagai berikut. menurut penuturan ir. heru wahyono sebagai kabid peternakan dan produksi hewan dinas pertanian dan peternakan kabupaten kebumen, sapi po mempunyai bentuk muka yang agak cembung serta pendek dengan lingkar mata berwarna hitam. Bermoncong rata dengan warna hitam, memiliki tanduk berwarna gelap dan lengkungannya mengarah ke belakang. pada sapi po betina tanduk lebih panjang dari sapi po jantan.

Sapi ini juga mempunyai tulang belikat besar, serta punduk sudah ada sejak lahir dan memiliki pusar panjang dan berwarna putih serta memiliki posisi uyeng uyeng yang tidak segaris lurus dengan posisi pusar. Ciri lain dari sapi po adalah terletak pada bentuk telinga yang berdiri, agar lebar dan bisa bergerak dengan leluasa. Lehernya yang panjang dan bergelambir warna putih, Gelambirnya yang tebal dari depan membelah dua. sapi po mempunyai bentuk punuk yang besar tegak serta menonjol ke belakang dan tidak jatuh. berat sapi po yang baru lahir bisa mencapai 28 kg.

5. Sapi Ongole

Sapi ongole adalah sapi keturunan sapi liar bos indicus yang berhasil dijinakan di India. Di Indonesia, sapi ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sumba ongole (so)dan sapi peranakan ongole (po). 

Ciri khas sapi ongole adalah berbadan besar, berpunuk besar, bergelambir longgar, dan berleher pendek. kepala, leher, gelambir, dan lutut berwarna hitam, terutama sapi jantan. Kemudian, kulit berwarna kuning dengan bulu putih atau kehitam-hitaman. kulit di sekeliling mata, bulu mata, moncong, kuku, dan bulu cambuk pada ujung ekor berwarna hitam, kepala pendek dengan profil melengkung, mata besar dengan sorot yang tenang, tanduk pendek dan tanduk pada sapi betina berukuran lebih panjang dibandingkan sapi jantan, telinga panjang dan menggantung.

Sapi ongole akan dewasa kelamin pada umur 24-30 bulan. Sapi ongole tergolong lambat dewasa, jenis sapi ini akan mencapai dewasa pada umur 4-5 tahun. Selain itu, bobot maksimal sapi dewasa 600 kg dan sapi betina dewasa 400 kg. persentase karkas 45-58% dan perbandingan daging serta tulang 4,25 :1. 

6. Sapi Madura

Sapi madura adalah salah satu sapi potong lokal yang asli indonesia, pada awalnya banyak didapatkan di pulau madura, namun sekarang sudah menyebar ke seluruh jawa timur. Sapi madura secara genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap serangan caplak.

Karakteristik sapi madura sangat seragam, yaitu bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas; bertanduk khas dan jantannya bergumba.

Ciri-ciri umum fisik sapi madura adalah : jantan maupun betinanya sama-sama berwarna merah bata; paha belakang berwarna putih; kaki depan berwarna merah muda; tanduk pendek beragam, pada betina kecil dan pendek berukuran 10 cm, sedangkanpada jantannya berukuran 15-20 cm; panjang badan mirip sapi bali tetapi memiliki punuk walaupun berukuran kecil.

Secara umum, sapi madura memiliki beberapa keunggulan antara lain mudah dipelihara; mudah berbiak dimana saja; tahan terhadap berbagai penyakit; tahan terhadap pakan kualitas rendah, dengan keunggulan tersebut, sapi madura banyak diminati oleh para peternak bahkan para peneliti dari negara lain, sudah banyak sapi madura dikirim ke daerah lain.

7. Sapi Bali

Sapi bali atau dalam bahasa lati dikenal dengan bos sondaicus, telah dipelihara dan dibudidayakan oleh masyarakat sejak 3.500 sm disekitar wiayah pulau jawa, lombok dan bali. Sapi bali yang berasal dari banteng mengalami beberapa perubahan. perubahan tersebut terjadi karena cara hidupnya dan bukan karena pengaruh kawin silang dengan sapi jenis lain. salah satu perubahan tersebut adalah ukurannya yang sedikit lebih kecil dibandingkan dengan banteng, terutama pada bobot dan tinggi badan. 

Masyarakat pulau dewata beternak sapi bali, tidak hanya sebagai daging semata, tetapi diimanfaatkan untuk membajak di sawah atau lahan pertanian, sebagai sumber pupuk oganik (kotoran atau air seni sapi). 

Reproduksi sapi bali dikenal dengan sangat baik, sapi bali betina sudah dapat dikawinkan, saat sudah mencapai umur 2-2,5 tahun. Jarak sapi bali melahirkan anak berkisar antara 12-14 bulan, sapi bali memiliki tingkat karkas yang tinggi dibandingkan dengan sapi lokal yang lain, yaitu sekitar 53,26%, peranakan ongole 46.9%. perbandingan antara daging dan tulang yaitu sekitar 4,4 :1. 

Ciri sapi bali dapat diligat dari saat lahir, anak sapi bali berwana sawo matang merah mengkilap dengan garis hitam di punggung yang terlihat jelas. Setelah dewasa, sapi betina tetap berwarna sawo matang kemerahan, sedangkan sapi jantan berwarna hitam. jJka dikebiri, sapi jantan memiliki bulu berwarna sawo matang kemerahan seperti sapi betina. 

Sedangkan, baik jantan maupun betina, sapi ini memiliki bulu berwarna putih di bidang belakang paha atau pantat dan kaki bagian bawah berwarna putih. Pada sapi jantan yang sudah tua, akan muncul warna putih pada dahinya dan diantara dasar-dasar tanduknya. 

Sapi bali memiliki dada yang dalam dan tubuh padat, tanduk sapi bali jantan tumbuh melebar kea rah luar kepala, sedangkan tanduk betinanya cenderung mengarah kedalam, kaki sapi bali pendek menyerupai kaki kerbau. Kemudian, berat sapi bali jantan bisa mencapai 450 kg, sedangkan berat sapi bali betina atara 300-400 kg. 

keunggulan sapi bali, memiliki daya tahan terhadap panas tinggi, pertumbuhan tetap baik walaupun dengan pakan yang jelek dengan persentase karkas tinggi dan kualitas daging baik. Umumnya, sapi bali betina dapat beranak setiap tahun. Sayangnya pertumbuhan bobot hari sapi ini hanya 0.5 kg, dibandingkan dengan sapi lainnya seperti sapi simmental, sapi brahman, sapi limousin yang dapat mencapai bobot harian 1,2 kg/hari.(ri)