Ternyata, Ini Merek Kemasan Plastik Paling Banyak Mencemari Patai di Indonesa

Sampah plastik berserakan di pantai. (net)
Sampah plastik berserakan di pantai. (net)

Gemapos.ID (Jakarta) - Sepanjang bulan Juni 2022 sejumlah organisasi dari gerakan Pawai Bebas Plastik melakukan kegiatan brand audit di 11 titik pantai yang tersebar di 10 provinsi.

Hasilnya, kemasan dari Unilever, Indofood dan Mayora Indah menjadi tiga besar penyumbang sampah kemasan plastik sekali pakai.

Brand audit ini bertujuan untuk mengetahui siapa produsen pemilik merek-merek yang kemasannya mencemari sungai, pantai dan lingkungan di Indonesia.

“Indofood, Unilever dan Mayora Indah menempati peringkat 3 besar penyumbang sampah kemasan plastik sekali pakai,” ujar Swietenia Puspa Lestari dari Divers Clean Action (DCA) dikutip, Senin (25/7/2022).

Hasil brand audit ini dirilis melalui siaran pers bersama Divers Clean Action (DCA), Econusa, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Greenpeace Indonesia, Indorelawan, Pandu Laut Nusantara, Pulau Plastik, dan Walhi Jakarta, Jumat (22/7/2022) dalam Pawai Bebas Plastik.   

“Pawai Bebas Plastik menemukan jenis kemasan plastik yang terbanyak selama Brand Audit adalah kemasan plastik sekali pakai yaitu saset sebanyak 79,7 persen dari total temuan sampah plastik,” imbuh Swietenia.

Swietenia menuturkan, dalam dalam laporan Greenpeace berjudul Throwing Away The Future diprediksi jumlah kemasan saset yang terjual di Asia Tenggara akan mencapai 1,3 Triliun pada tahun 2027.

“Sampah kemasan saset masih menjadi beban lingkungan, mengingat kemasan saset ini susah untuk didaur ulang dan dalam laporan Greenpeace berjudul Throwing Away The Future, Asia tenggara memegang pangsa pasar sekitar 50 persen dan diprediksi jumlah kemasan saset yang terjual akan mencapai 1,3 Triliun pada tahun 2027,” ungkapnya. 

Selain itu, dari Brand Audit sejak tahun 2018 hingga 2021 yang dilakukan jaringan organisasi dan kelompok masyarakat yang tergabung dalam Break Free From Plastic mengungkap produsen teratas pencemar lingkungan.

Hasil itu menunjukkan produsen FMCG (Fast Moving Consumer Goods) seperti Indofood, Danone, Mayora, Unilever, Wings masuk peringkat teratas produsen yang sampah kemasannya mencemari lingkungan di Indonesia.

“Peran produsen FMCG turut ambil bagian dalam krisis sampah plastik sekali pakai sangat penting, karena upaya masyarakat mengurangi plastik sekali pakai tidak akan pernah cukup jika produsen tidak mengurangi kemasan plastik sekali pakai,” kata Ghofar dari Walhi Nasional.

Saat ini telah ada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Dalam Permen tersebut, produsen berkewajiban membuat dokumen peta jalan pengurangan sampah hingga tahun 2030.

Peta jalan pengurangan sampah ini menjadi regulasi mendorong perluasan tanggung jawab produsen atas krisis sampah plastik.

“Sayangnya, publik tidak mendapatkan informasi atas isi dari dokumen peta jalan tersebut karena sikap tertutup produsen. Padahal keterbukaan dan transparansi dari produsen atas peta jalan pengurangan sampah menjadi salah satu indikator keseriusan dan tanggung jawab mengatasi krisis sampah plastic,” ujar Ghofar.

Dalam Brand Audit yang telah dilakukan oleh 231 relawan gerakan Pawai Bebas Plastik menunjukkan produsen Indofood menempati peringkat pertama dengan 504 buah sampah kemasan plastik sekali pakai.

Unilever Indonesia menempati peringkat kedua dengan 216 buah sampah kemasan plastik sekali pakai dan Mayora Indah menempati peringkat ketiga dengan 164 buah sampah kemasan plastik sekali pakai.

Sampah-sampah plastik sekali pakai yang ditemukan tersebut akan dibuat menjadi monster ular sachet dalam aksi pawai di Jakarta. (rk/rls)