BPKH Diproyeksikan Kelola Dana Haji Sekitar Rp160 triliun

“Potensi dana kelolaan BPKH sangat besar dalam mengembangkan ekosistem institusi keuangan khususnya keuangan syariah. Tentu saja proses digitalisasi atas beberapa bisnis proses yang ada akan lebih mengoptimalkan dan mengefisiensikan pengelolaan keuangan haji yang telah ada saat ini,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Achmad K. Permana di sela-sela acara ‘Market Outlook 2023’ bertema Digital Trend in Financial Institution pada Kamis (10/11/2022) di Jakarta.
“Potensi dana kelolaan BPKH sangat besar dalam mengembangkan ekosistem institusi keuangan khususnya keuangan syariah. Tentu saja proses digitalisasi atas beberapa bisnis proses yang ada akan lebih mengoptimalkan dan mengefisiensikan pengelolaan keuangan haji yang telah ada saat ini,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Achmad K. Permana di sela-sela acara ‘Market Outlook 2023’ bertema Digital Trend in Financial Institution pada Kamis (10/11/2022) di Jakarta.

Gemapos.ID (Jakarta) - Bank Muamalat Indonesia menyatakan dana haji yang dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sekitar Rp158 triliun. Dari dana ini dialokasikan berbentuk investasi sekitar 73% dan penempatan di bank syariah sekitar 27%. 

Dana haji yang dikelola oleh BPKH diproyeksikan sekitar Rp160 triliun pada akhir tahun 2022. Pada akhir 2021 penempatan BPKH pada perbankan syariah sebesar 7% dari total aset seluruh perbankan syariah di Indonesia. 

Dari sisi investasi pada Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) diinvestasikan sekitar 9% dari total outstanding SBSN di Indonesia. Hal ini menunjukkan besarnya peluang kerja sama yang bisa dilakukan BPKH melalui Bank Muamalat untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.

“Potensi dana kelolaan BPKH sangat besar dalam mengembangkan ekosistem institusi keuangan khususnya keuangan syariah. Tentu saja proses digitalisasi atas beberapa bisnis proses yang ada akan lebih mengoptimalkan dan mengefisiensikan pengelolaan keuangan haji yang telah ada saat ini,” kata Direktur Utama (Dirut) PT Bank Muamalat Indonesia Tbk, Achmad K. Permana di sela-sela acara ‘Market Outlook 2023’ bertema 'Digital Trend in Financial Institution' pada Kamis (10/11/2022) di Jakarta. 

Sementara itu Achmad K. Permana berpendapat implementasi digital merupakan keniscayaan bagi sebuah bank dan menjadi kunci dalam menghadapi persaingan di industri. Pihaknya,  sangat serius mengembangkan infrastruktur digital banking. 

Era digital membuat semua bank berada di ‘playing field’ yang sama. sehingga ini menjadi peluang yang harus dimanfaatkan oleh bank syariah.

“Transformasi digital merupakan salah satu dari tiga pilar utama dalam strategi bisnis Bank Muamalat yang mana implementasinya hingga saat ini sudah sangat memuaskan. Oleh karena itu menurut saya tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak beralih ke bank syariah karena infrastruktur digital yang diperlukan oleh nasabah sudah terakomodir,” katanya.

Pada sisi lain ekonom senior Aviliani mengutarakan ancaman resesi bukan untuk dihindari, tapi justru dijadikan peluang karena masih banyak sektor-sektor yang mampu tumbuh positif apalagi didukung oleh konsumsi masyarakat yang masih cukup tinggi,” ujarnya. (adm)