Kementan Targetkan Tahun Ini, Produksi Kedelai Capai 1,6 Ton Per Hektare

Ilustrasi: Buah dan biji kedelai
Ilustrasi: Buah dan biji kedelai

Gemapos.ID (Jakarta) - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya meningkatkan produksi kedelai mulai tahun ini. Adapun langkah yang dilakukan ialah dengan melakukan penanaman kedelai di lahan eksisting yang sudah terbiasa tanam kedelai, maupun lahan pengembangan di lahan tebu maupun lahan jagung secara tusip atau relay croping.

Sebagai informasi, tusip ialah cara bercocok tanam dalam satu bidang lahan dengan ditanami dua atau lebih jenis tanaman dengan pengaturan pada waktu panen dan tanamnya.

Direktur Aneka Kacang dan Umbi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Yuris Tiyanto mengatakan, tahun ini produksi kedelai ditargetkan mampu mencapai 1,6 ton per hektare. 

Ia menjelaskan tahun ini pihaknya mendapatkan anggaran untuk tanam kedelai seluas 352.000 hektare yang akan ditanam di 14 provinsi di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, Maluku dan Papua.

"Alhamdulillah hasilnya bagus. Rata-rata produktivitas telah mencapai 104,13% dari target. Target provitas tahun ini 16 kuintal per hektare atau 1,6 ton per hektare," kata Yuris, Selasa (1/11).

Selain itu, pada tahun depan ditargetkan produksi kedelai mampu meningkatkan minimal 2 ton per hektare. Namun dengan teknologi provitas tinggi, seluruh input produksi dipenuhi, Yuris berharap target produktivitas dapat mencapai 3 ton per hektare. Akselerasi produktivitas kedelai tersebut dilakukan dalam menyongsong target swasembada kedelai.

"Kita punya dua skenario swasembada kedelai yaitu 2024 dan 2026," katanya.

Hingga kini, mayoritas kebutuhan kedelai nasional masih dipenuhi dari impor. Hal tersebut lantaran belum mencukupinya produksi kedelai lokal dalam pemenuhan kebutuhan nasional.

Yuris menjelaskan, peningkatan produksi kedelai menuai beberapa tantangannya, diantaranya adanya persepsi petani bahwa tanam kedelai tidak untung yang. Padahal faktanya harga kedelai di tingkat petani sudah mencapai Rp 12.000 per kilogram.

Adapun ketersediaan benih yang belum mencukupi,Yuris mengatakan, saat ini Indonesia telah memiliki varietas kedelai yang potensi produksinya di atas 3 ton per hektare. Serta varietas kedelai yang tersedia dalam berbagai tipologi mulai varietas tahan kekeringan, biji besar, tahan pecah polong, tahan jenuh air dan protein tinggi lebih besar dibandingkan kedelai impor.

"Kemudian, masalah makro yaitu kedelai belum dimasukan sebagai komoditas larangan terbatas sehingga bea masuk impor kedelai masih 0%. Dampaknya akan mengurangi animo petani kedelai lokal untuk bergairah tanam kedelai kembali," ujarnya.(ikt/ra)