Kejagung Tahan HM, Tersangka Baru Kasus Dugaan Korupsi PT. Timah

Tim Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jam Pidsus) menahan tersangka Harvey Moeis (HM) yang merupakan perwakilan PT RBT dalam kasus dugaan korupsi PT Timah, Rabu (27/3/2024). (foto:gemapos/Kejagung)
Tim Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jam Pidsus) menahan tersangka Harvey Moeis (HM) yang merupakan perwakilan PT RBT dalam kasus dugaan korupsi PT Timah, Rabu (27/3/2024). (foto:gemapos/Kejagung)

Gemapos.ID (Jakarta) - Tim Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jam Pidsus) kembali menetapkan satu orang tersangka baru kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022.

Hal itu diungkapkan Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana melalui Kasubid Kehumasan Andrie Wahyu Setiawan dalam keterangan persnya di Kejaksaan RI, Jakarta, Rabu (27/3/2024) malam. 

"Hingga saat ini, Tim Penyidik telah memeriksa total 148 orang saksi dalam perkara ini," kata Wahyu.

Selanjutnya, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Kuntadi mengungkap tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi PT Timah yaitu Harvey Moeis (HM) yang merupakan perwakilan PT RBT. 

"Berdasarkan hasil pemeriksaan dan dikaitkan dengan alat bukti yang cukup, Tim Penyidik telah menaikkan status 1 orang saksi menjadi Tersangka yakni HM selaku Perwakilan PT RBT," ungkap Kuntadi.

Kuntadi kemudian menjabarkan peran dan keterlibatan HM dalam kasus itu sebagai berikut;

- Sekira pada tahun 2018 sampai dengan 2019, Tersangka HM selaku Perwakilan PT RBT menghubungi Tersangka MRPT alias RZ selaku Direktur Utama PT Timah Tbk dengan maksud untuk mengakomodir penambangan timah ilegal di wilayah IUP PT Timah Tbk;

 

- Selanjutnya, terjadi pertemuan antara Tersangka HM dengan Tersangka MRPT alias RZ, lalu setelah beberapa kali pertemuan terjadi kesepakatan kerja sewa-menyewa peralatan processing peleburan timah di wilayah IUP PT Timah Tbk, dimana Tersangka HM mengkondisikan agar smelter PT SIP, CV VIP, PT SBS, dan PT TIN mengikuti kegiatan tersebut;

- Kemudian, Tersangka HM menginstruksikan kepada para pemilik smelter tersebut untuk mengeluarkan keuntungan bagi Tersangka sendiri maupun para Tersangka lain yang telah ditahan sebelumnya dengan dalih dana Corporate Social Responsibility (CSR) kepada Tersangka HM melalui PT QSE yang difasilitasi oleh Tersangka HLN.

Pasal yang disangkakan kepada Tersangka HM adalah Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

"Selanjutnya, tersangka HM dilakukan penahanan di Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan selama 20 hari ke depan, terhitung mulai tanggal 27 Maret 2024-15 April 2024," tutup Kuntadi. (pu)