Gemapos.ID (Jakarta)- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Pemerintah Kabupaten  Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan berkolaborasi menggelar pelatihan pengelolaan desa wisata di wilayah setempat.

Pelatihan yang digelar selama tiga hari, pada 2-4 Agustus 2023 merupakan salah satu upaya mengembangkan sektor pariwisata oleh Pemkab Sidrap yang didukung oleh Kemenparekraf.

Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Sidrap Muhammad Iqbal melalui keterangan rilisnya di Makassar, Kamis mengatakan pengelolaan desa wisata yang tepat akan mengembangkan potensi pariwisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Sangat perlu memberdayakan masyarakat setempat (sekitar area destinasi wisata) sebagai pelaku pengembangan pariwisata, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Iqbal.

Adapun peserta pelatihan berjumlah 40 orang, terdiri dari kepala desa dan pemerihati pariwisata di Bumi Nene Mallomo, Sidrap.

Iqbal berharap puluhan peserta bisa memanfaatkan pelatihan sebaik-baiknya agar meningkatkan kualitas pengelolaan desa wisata yang lebih profesional dan berkelanjutan.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Sidrap Indah Said Roem menyebut pelatihan ini mampu membuka mata, wawasan, hingga semangat untuk mengembangkan potensi desa.

Apalagi, selain paparan materi, giat ini akan diisi dengan praktek langsung di lapangan yang rencananya akan digelar di Lantebung, Makassar sebagai salah satu nominasi dari 75 desa Anugrah Desa Wisata (Adwi) Kemenparekraf 2023.

Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023 merupakan salah satu program unggulan penggerak kebangkitan pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata Indonesia yang sedang digalakan oleh Kemenparekraft untuk ke tiga kalinya dengan mengangkat tema “Kebangkitan Ekonomi Dari Desa untuk Indonesia Bangkit”.

Wisata Lantebung merupakan bagian dari eco tourism dengan konsep konservasi yang melibatkan masyarakat. Sehingga mendukung keberlanjutan destinasi wisata Lantebung bukan hanya mendukung pariwisata, tetapi juga mengembangkan pariwisata berbasis konservasi.

“Semakin banyak kunjungan wisatawan, tentu membuka peluang bisnis dan ekonomi masyarakat Kabupaten Sidrap,” kata dia.(ra)