Kemenko Marves dan Praktisi Dorong Pembentukan Konsorsium Kedaulatan Digital di Bawah Laut

Komandan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal), Laksdya TNI Nurhidayat menilai ruang bawah laut Indonesia sangat penting dikelola secara baik
Komandan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal), Laksdya TNI Nurhidayat menilai ruang bawah laut Indonesia sangat penting dikelola secara baik

Gemapos.ID (Jakarta) - Komandan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal), Laksdya TNI Nurhidayat menilai ruang bawah laut Indonesia sangat penting dikelola secara baik lantaran ini memiliki potensi besar ekonomi. 

Pernyataan ini menanggapi tentang kebijakan penataan pipa dan kabel bawah laut yang merupakan bagian dari kedaulatan digital di laut Indonesia.

"Indonesia mempunyai ruang laut yang luas dan unik, sehingga harus ditata sedemikian rupa,” katanya pada ‘Talkshow bertajuk Kedaulatan Digital di Laut Indonesia' di Jakarta pada Rabu (14/9/2022). 

Value Statistik Indek keekonomian digital tahun 2030 diperkirakan naik lima kali lipat dibandingkan 2021 dari US$70 miliar. 

Pada kesempatan yang sama Asisten Deputi Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kemenko Marves, Muhammad Rasman Manafi sepakat pemanfaatan ruang laut sebagai sarana pendukung fasilitas digital harus ditata secara baik.

Hal ini supaya dapat digunakan secara optimal dengan membuat peta tata ruang bawah laut yang baik dan terbaharui secara berkala.

"Jadi yang namanya memanfaatkan ruang laut itu menjadi target kami (dalam Timnas) supaya optimal dengan cara penataan kabel-kabel bawah laut," ujarnya. 

"Keberadaan timnas ini bertugas menata kabel-kabel dan pipa bawah laut yang bisa digunakan untuk komunikasi dan pengiriman listrik agar dapat ditata rapi sedemikian rupa. Sehingga tidak mengganggu keberadaan kapal-kapal yang melintas diatasnya," tuturnya. 

Dengan demikian Rasman mengajak semua pihak untuk memberi masukan kepada timnas guna menata ruang laut Indonesia. 

"Saya mengajak semua pihak yang merasa dapat berkontribusi dalam menata ruang laut khususnya terkait kabel di bawah laut, untuk memperkuat kapasitas kedaulatan digital nasional kita," kata dia.

"Kami selalu terbuka untuk menerima masukan apa saja yang dapat dilakukan untuk perbaikan (tata ruang bawah laut) termasuk deregulasi aturan yang kita rasakan justru beresiko dan memperpanjang regulasi," ujarnya. 

Praktisi Framework Bussiness Bawah Laut, Ari Sinaga berpendapat transformasi digital di Indonesia sangat penting. Dari hal ini dibutuhkan ekosistem pendukung yakni sarana dan prasarana digital harus terintegrasi secara komprehensif dan menyeluruh.

"Kita berharap pemerintah mendukung agar semua penyelenggara Digital Frame Work Services bawah laut ini, dapat bersama-sama menjadi satu menjadi National Global Consortium yang diharapkan mampu menjembatani kendala-kendala yang ada," ucapnya. 

Keberadaan konsorsium ini sangat penting untuk percepatan ekosistem digital di Indonesia. Apalagi sejumlah kendala yang dihadapi tidak hanya soal regulasi, tetapi juga kendala teknis. (adm)