Luncurkan Buku Hasil Ekspedisi Jala Citra 1, Danpushidrosal Temukan Gunung Bawah Laut

Acara peluncuran buku hasil ekspedisi Jala Citra 1 bertajuk "Menguak Kekayaan Bawah Laut Indonesia" di Ruang Serbaguna Mas Pardi Mako Pushidrosal, Jakarta Utara, pada hari ini (21/6/2022)
Acara peluncuran buku hasil ekspedisi Jala Citra 1 bertajuk "Menguak Kekayaan Bawah Laut Indonesia" di Ruang Serbaguna Mas Pardi Mako Pushidrosal, Jakarta Utara, pada hari ini (21/6/2022)

Gemapos.ID (Jakarta) - Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat mengatakan bahwa dalam perjalanan ekspedisi menuju perairan Banda, pihaknya telah menemukan sebuah gunung bawah laut.

Hal tersebut disampikan Nurhidayat dalam acara peluncuran buku hasil ekspedisi Jala Citra 1 bertajuk "Menguak Kekayaan Bawah Laut Indonesia" di Ruang Serbaguna Mas Pardi Mako Pushidrosal, Jakarta Utara, pada hari ini (21/6/2022).

"Hari ini, KRI Rigel yang baru saja melintas dan belum sampai Banda, itu sudah menemukan gunung baru," katanya.

Diketahui, KRI Rigel-933 berlayar dari dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Tanjung Priok Jakarta Utara pada Kamis (16/6/2022) untuk melakukan Ekspedisi Jala Citra 2 - 2022 Banda. Dalam ekspedisi itulah KRI Rigel telah berhasil mendeteksi keberadaan gunung bawah laut sebelum tiba di Banda, Maluku.

Adapun, Nurhidayat menjelasakan tinggi gunung bawah laut diperkirakan mencapai 2,4 km, dengan kedalaman lereng atau kaki gunung mencapai 3,5 km dari permukaan laut, serta puncaknya berada di kedalaman 1 km dari permukaan laut.

"Jadi, bisa dibayangkan, 2.400 meter-an tinggi gunung itu. Apakah itu gunung berapi? Apakah nanti akan terjadi letusan? Kalau, misalkan, terjadi letusan, arahnya ke mana?" kata Nurhidayat.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa jurnal mengenai temuan gunung di bawah laut sudah dibuat oleh para akademisi. Kemudian, temuan gunung ini pun nantinya akan diteliti lebih lanjut oleh para akademisi.

Terlepas dari temuan tersebut, sinergisitas inilah, kata dia, yang ia harapkan terjadi di antara Pushidrosal dengan para akademisi dari berbagai universitas untuk memastikan temuan-temuan Pushidrosal dapat digunakan dalam pembangunan nasional.

"Betapa laut kita ini penuh misteri yang belum banyak kita ungkap. Kapal baru jalan saja sudah terlihat," ucap Nurhidayat.

Dengan adanya temuan berupa gunung bawah laut tersebut, lantas mengubah peta perairan Indonesia. 

Sementara itu, ia memperkirakan, sebelumnya, mungkin saja kapal survei yang digunakan hanya mampu menjangkau kedalaman 100-500 meter sehingga tidak mendeteksi keberadaan gunung tersebut.

"Begitu pakai KRI Rigel, ketemu (gunung). Jadi, itulah bagaimana dasar laut kita. Mudah-mudahan nanti di Banda juga mendapatkan temuan," jelas Nurhidayat.(ant/ri)