Berikut Beberapa Anjuran Bagi Orang Akan Berpuasa

Manager Medical Underwriter Sequis, dokter Fridolin Seto Pandu mengemukakan medical check up (pemeriksaan secara lengkap) perlu dilakukan bagi seseorang yang ingin melakukan ibadah puasa pada Ramadhan.
Manager Medical Underwriter Sequis, dokter Fridolin Seto Pandu mengemukakan medical check up (pemeriksaan secara lengkap) perlu dilakukan bagi seseorang yang ingin melakukan ibadah puasa pada Ramadhan.

Gemapos.ID (Jakarta) - Manager Medical Underwriter Sequis, dokter Fridolin Seto Pandu mengemukakan medical check up (pemeriksaan secara lengkap) perlu dilakukan bagi seseorang yang ingin melakukan ibadah puasa pada Ramadhan. 

"Persiapan kesehatan dapat dimulai dengan melakukan medical check up untuk mengetahui apakah kita memiliki penyakit komorbid atau tidak," katanya.

Penyakit komorbid yang dimaksud seperti diabetes, hipertensi, asam urat, dan kolesterol. Jadi, seseorang yang diketahui mengalami penyakit ini diminta melakukan konsultasi kepada dokter tentang keinginannya untuk berpuasa selama Ramadhan. 

Walaupun puasa sudah dilakukan sejak kecil hingga dewasa, tapi seiring waktu kondisi tubuh bisa mengalami penurunan kesehatan. Jadi, apakah tubuh ini masih mampu menahan lapar dan haus selama 12 jam. 

Untuk menjalankan ibadah puasa juga perlu dilakukan beberapa perubahan pola hidup seperti jam tidur, makan, olahraga untuk meminimalkan keluhan kelelahan dan gangguan sakit lainnya selama berpuasa.

"Jika selama ini Anda jarang atau belum menjalankannya, masih ada kesempatan sebelum sampai ke bulan puasa. Nantinya, jika tubuh sudah terlatih, tetaplah menjalankan pola hidup sehat bahkan setelah tidak lagi bulan puasa,” ujarnya. 

Beberapa tips sehat yag perlu dilakukan menjelang puasa seperti mengatur pola tidur, yaitu membiasakan tidur jam 21.00-22.00 WIB dan bangun jelang waktu sholat subuh. 

Fridolin mengutarakan apabila kesempatan tidur siang diperoleh, maka dilakukan sekitar 30 menit, sehingga atur ritme kerja dan aktivitas saat pagi dan siang. Jadi, tubuh dapat beristirahat tepat waktu saat malam hari sehingga saat bangun subuh pun tidak merasa lelah.

"Kebiasaan ini tentu sangat baik agar nanti saat berpuasa, umat muslim tidak terlewat untuk sahur dan menjalankan sholat subuh," ujarnya. 

Jenis makanan yang dikonsumsi mengurangi konsumsi daging olahan dan makanan siap saji. Makan sayur dan buah dianjurkan lantaran mengandung serat guna melancarkan metabolisme tubuh agar tidak mengalami sembelit.

Selain itu mengurangi kebiasaan ngemil supaya tubuh dapat merasa kenyang sesaat hingga mengganggu pola makan. Kebiasaan ini juga bisa meningkatkan kadar lemak dalam tubuh yang berkaitan dengan resistensi insulin yang dapat mengganggu metabolisme gula.

Dengan demikian, saat buka puasa tidak mesti dilakukan dengan mengonsumsi cemilan manis. Selain itu waktu sarapan dan makan siang juga tidak terlambat makan. 

Hal lainnya adalah membiasakan tubuh sering bergerak dengan olahraga secara rutin, ujar Fridolin dengan intensitas ringan hingga sedang, seperti jogging, jalan cepat, dan yoga.

"Mereka yang rutin berolahraga akan mendapat bonus tubuh lebih bugar, dapat berpikir lebih jernih, dan mudah beristirahat. Jika nanti bulan puasa, lakukan olahraga jelang berbuka atau beberapa saat setelah berbuka," tuturnya. 

Ibadah puasa memberikan sejumlah manfaat seperti membakar lemak jahat, detoksifikasi tubuh, dan meningkatkan kinerja otak. Namun, sebagian orang bisa lebih mudah sakit karena kurang cairan dan tidak cukup mendapatkan asupan nutrisi

Apalagi, menjalankan puasa pada musim pancaroba saat masa pandemi Covid-19, tubuh rentan terserang penyakit.

Saat sakit datang jangan dibiarkan, segera konsultasikan ke dokter agar mendapat pengobatan yang tepat. Jika dokter menyarankan untuk rawat inap berarti diperlukan pemantauan khusus dan pengobatan yang tidak cukup hanya dengan obat-obatan oral. 

“Saat dinyatakan boleh pulang pun, biasanya pasien tetap dipantau melalui rawat jalan pascarawat inap agar kesehatan benar-benar pulih,"  ucap Fridolin. 

.