Komisi V DPR RI Minta Bendungan Karian Segera Diselesaikan
Sementara itu untuk penanganan lanjutan, BBWS C3 sedang melakukan desain perkuatan pada beberapa tebing sungai dan melakukan desain 3 unit sandpocket pada bagian hilir. Selain itu juga melakukan desain rangkaian sabodam pada bagian hulu. “Penanganan-penanganan yang kami lakukan hanya bersifat teknis, namun untuk mengamankan daerah hulu yang sangat mempengaruhi banyaknya sedimentasi, kami mohon kepada pemerintah daerah untuk dapat mengurangi pemukiman pada daerah aliran sungai,” tambah Tris. Saat ini progres pembangunan Bendungan Karian telah mencapai 58 persen sedangkan pembebasan lahan 57,06 persen. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 314.7 juta m3 dan luas genangan maksimum sebesar 1,740 hektar yang dapat dimanfaatkan untuk menambah kebutuhan suplesi ke Daerah Irigasi (DI) Ciujung dengan luas 22.000 hektar. Selain irigasi, Bendungan Karian juga akan menyuplai air baku untuk kebutuhan rumah-tangga, dan industri 9 kota/kabupaten di Provinsi Jakarta dan Banten sebesar 14,6 m3/detik melayani lebih dari 5 juta jiwa. Pembangunan Bendungan Karian dimulai sejak Oktober 2015 dengan anggaran Rp 1,3 triliun dan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana Daelim Industrial Co, LTD-PT. Wijaya Karya (Persero)-PT. Waskita Karya (Persero) Joint Operation. Bendungan tersebut juga memiliki potensi sebagai tujuan wisata air di Kabupaten Lebak serta pembangkit energi listrik sebesar 1,8 megawatt melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH). Turut mendampingi rombongan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI tersebut yaitu, Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku Ditjen SDA Iriandi Azwartika, Direktur Rumah Umum dan Komersial Ditjen Penyediaan Perumahan Moch. Yusuf Hariagung, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VI Ditjen Bina Marga Hari Suko Setiono dan Kasatker Pelaksana BPPW Ditjen Cipta Karya Andreas Budi Wirawan.(AAN)