Pemerintah Luncurkan Modul Baru Tentang Jaminan Sosial Berkelanjutan

DJSN selenggarakan kegiatan Launching modul baru demi jaminan sosial berkelanjutan, Ruang Heritage, Kantor Kemenko PMK, Senin (11/12/2023). (gemapos/ Kemenko PMK)
DJSN selenggarakan kegiatan Launching modul baru demi jaminan sosial berkelanjutan, Ruang Heritage, Kantor Kemenko PMK, Senin (11/12/2023). (gemapos/ Kemenko PMK)

Gemapos.ID (Jakarta)- Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) selenggarakan kegiatan ‘Launching Muatan Jaminan Sosial dalam Pendidikan Melalui Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila’ guna memastikan jaminan sosial harus terus berkelanjutan, di Ruang Hertiage Kantor Kemenko PKM, Senin (11/12/2023). 

“Bahwa jaminan sosial ini harus berkelanjutan. Untuk bisa berkelanjutan maka pemahamannya sejak awal itu harus ada, maka dibuatlah buku ini. Dengan cara mudah bisa memahami, sehingga jaminan sosial di bidang ketenagakerjaan, bisang kesehatan tetap bisa berlangsung,” ujar Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Agus Suprapto dalam sambutanan yang dirilis di laman resmi KemenkoPMK, Selasa (12/12/2023). 

Literasi jaminan sosial sejak dini sangat penting karena kerentanan sosial yang selalu menghantui semua masyarakat Indonesia. Dengan pengetahuan yang diberikan sejak dini terkait jaminan sosial kesehatan dan ketenagakerjaan maka masyarakat sejak dini diharapkan dapat mengenali program jaminan sosial dan mengatasi kerentanan. 

“Karena kerentanan itu mempengaruhi siklus kehidupannya nanti.orang bisa jatuh miskin karena kesehatan. Orang bisa jatuh miskin begitu kehilangan pekerjaan, jadi semua dijamin akan dipahamkan di buku ini,” lanjut Agus.

Agus Suprapto juga menyampaikan bahwa latar belakang modul jaminan sosial ini adalah literasi asuransi masyarakat Indonesia yang saat ini masih sangat rendah, yakni menunjukkan bahwa indeks literasi asuransi masyarakat Indonesia sebesar31,72 persen, lebih rendah dibandingkan dengan perbankan yakni sebesar 49,93 persen. Kemudian tingkat inklusi asuransi hanya mencapai 16,63 persen dan jauh berada di bawah perbankan yang mencapai 74,03 persen.  Data ini berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK pada tahun 2022, 

“Peningkatan pemahaman melalui kampanye, sosialisasi,serta edukasi literasi pentingnya jaminan sosial menjadi urgensi dan perlu dilakukan,” kata Agus kembali. 

Rencananya, implementasi dari modul ini akna dilakukan bertahap pada tahun depan untuk kelas X SMA/SMK dalam bentuk kokurikuler. Selanjutkan akan dikembangkan ke dalam bentuk intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Terkait penerapannya diperkirakan akan dilakukan secara nasional sampai tahun 2026, mulai dari tingkat PAUD sampai pada perguruan tinggi. 

Modul ini merupakan tindak lanjut pelaksanaan intrusksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi pelaksanaan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tengtang Optimalisasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor36 Tahun 2023 tentang Peta Jalan Jamsos 2023-2024.

Dengan modul ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi peserta untuk belajar tentang jaminan sosial dan nilai-nilainya. Oleh karena itu, sekola dan guru penggerak dapat mempraktikkan Modul Projek ini kepada seluruh peserta didik agar dapat menjadi generasi penerus yang peduli terhadap jaminan sosial, serta berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera, guna mendorong pembangunan SDM Indonesia yang lebih berkualitas. 

Adapun pihak yang turut hadir dalam kegiatan ini yakni Ketua DJSN Agus Suprapto, Pimpinan Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena,Ketua BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti, Ketua BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo, dan Ketua Komisi Pengawasan Monitoring dan Evaluasi DJSN Muttaqien. (kt)