BPJS Ketenagakerjaan Target Lindungi 70 Juta Pekerja pada 2026

Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro (kanan). (foto:gemapos/bpjs ketenagakerjaan)
Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro (kanan). (foto:gemapos/bpjs ketenagakerjaan)

Gemapos.ID (Jakarta) - Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro menyebut pihaknya menarget akan melindungi 70 juta pekerja pada tahun 2026 mendatang. 

Hal itu dia sampaikan saat Kaleidoskop Sistem Jaminan Sosial Nasional: “Refleksi 1 Dekade Penyelenggaraan Jaminan Sosial di Indonesia” yang diselenggarakan oleh DJSN di Kemenko PMK pada Kamis (11/1).

Pramudya menilai terget itu melihat kinerja BPJS Ketenagakerjaan hingga penutup tahun 2023 berjalan sesuai dengan perencanaan peta jalan yang disusun hingga 2026. 

“Kami optimistis jika melihat perjalanan jaminan sosial ketenagakerjaan yang telah memasuki satu dekade ini. Target kami tahun 2026 adalah melindungi sebanyak 70 juta pekerja Indonesia apapun profesinya,” ucap Pramudya seperti dikutip gemapos, Jumat (12/1/2024).

Menurut Pramudya, saat ini tantangan BPJS Ketenagakerjaan telah berubah. Dulu fokus menyasar pekerja penerima upah (PU) atau pekerja formal, tapi saat ini berubah kepada pekerja bukan penerima upah (BPU) atau pekerja informal.

Ia mencatat rata-rata penambahan tenaga kerja aktif yang terlindungi BPJS Ketenagakerjaan sejak tahun 2014 hingga 31 Desember 2023 adalah sebesar 2,75 juta pekerja setiap tahun.

Dan untuk pencapaian tahun 2023, Pramudya menyebut adalah yang paling tertinggi, yaitu sebesar 5,70 juta tenaga kerja.

Selain penambahan kepesertaan yang terus meningkat, ia mengungkap pencapaian penerimaan iuran juga meningkat. Tahun 2023 penerimaan iuran BPJS Ketenagakerjaan mencapai 8,63 triliun. Melebihi rata-rata kenaikan dalam 10 tahun terakhir, yaitu 7,58 triliun.

"Sedangkan dari total pembayaran manfaat/jaminan, kami telah menunaikan kewajiban kami kepada peserta sejak tahun 2014-2023 sebesar 311,15 triliun,” kata Pramudya.

Diketahui, BPJS Ketenagakerjaan berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia dengan memboyong lima penghargaan sekaligus di ajang World Social Security Forum (WSSF).

Selain itu, laporan terintegrasi (integrated report) yang disusun BPJS Ketenagakerjaan juga mendapat predikat gold rank dalam kompetisi Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2022 serta predikat bronze pada Australasian Reporting Awards (ARA).

Dalam bidang pengelolaan dana di ajang Asian Local Currency Bond Award,  BPJS Ketenagakerjaan terpilih sebagai satu-satunya Highly Commended "Top Investment House" untuk kategori "Sovereign Wealth/Pension Funds" di Indonesia.

Senada dengan Pramudya, Ketua DJSN Agus Suprapto juga mengatakan bahwa penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat selama 1 dekade terakhir.

Hal itu ditandai dengan meningkatnya cakupan kepesertaan, kualitas layanan, dan manfaat yang diberikan dua BPJS, yakni BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.

“Kita berharap jaminan sosial terus berlangsung di Indonesia dan memberikan manfaat bagi Indonesia untuk mendorong generasi emas ke depan, semoga tantangan-tantangan yang akan terjadi dapat diatasi melalui kerja sama dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan,” ujar Agus. (rk)