Rupiah Menguat Diperkirakan Karena Surplus Neraca Perdagangan RI

Ilustrasi- Mata Uang Rupiah dan Dolar AS (foto: gemapos/ istock)
Ilustrasi- Mata Uang Rupiah dan Dolar AS (foto: gemapos/ istock)

Gemapos.ID (Jakarta)- Analisis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova memperkirakan rupiah menguat terhadap dolar AS pada kisaran Rp 15.450 – Rp 15.520 per dolar AS karena adanya pengaruh surplus neraca perdagangan Indonesia. 

“Membaiknya data neraca perdagangan Indonesia memberikan sentiment yang besar karena harapan yang tinggi yang akan melampaui surplus neraca perdagangan pada era pemerintah SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) 42 bulan surplus,” kata Rully, kamis (16/11). 

Badan Pusat Statistk (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia pada Oktober 202 mengalami surplus 3,48 miliar dolar AS, atau berada dalam kondisi surplus selama 42 bulan berturut-turut yakni sejak Mei 2020. 

Diketahui bahwa surplus perdagangan Oktober 2023 tercatat naik 0,7 miliar dolar AS dibandingan capaian pada September 2023 (month to month/mtm), namun turun 2,12 miliar dolar AS dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun 2022 (year on year/yoy). 

Rully menganggap rupiah menguat karena dipengaruhi faktor eksternal laju inflasi AS Oktober 2023 yang terlambat, yakni 0 persen dengan perkiraan sebelumnya 0,1 persen secara month to month (MoM), dan year on year (YoY) 3,2 persen dengan ekspektasi 3,3 persen. Selain itu, harapan Federal Reserve (The Fed) yang mulai mengurangi pengetatan kebijakan moneter turut bakal memperkuat rupiah. 

“Diharapkan The Fed sudah memulai rencana penurunan suku bunga acuannya paling lambat pada semester pertama tahun 2024,” lanjutnya. 

Nilai tukar (kurs) rupiah di Jakarta pada kamis (16/11) pagi melemah sebesar 0,14 persen atau 22 poin sehingga rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp 15.556 dari yang sebelumnya Rp 15.534 per dolar AS.(ra)