Rupiah Menguat Akibat Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Perkiraan

Ilustrasi- Mata Uang Rupiah dan Dolar AS (foto: gemapos/ istock)
Ilustrasi- Mata Uang Rupiah dan Dolar AS (foto: gemapos/ istock)

Gemapos.ID (Jakarta)- Analisis pasar mata uang Lukman Leong meyampaikan bahwa rupiah mengalami penguatan karena dolar AS melemah setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. 

“Rupiah menguat terhadap dolar AS yang melemah tajam stelah data infalsi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Inflasi AS month to month (MoM) 0 persen dengan perkiraan sebelumnya 0,1 persen, dan year on year (YoY) 3,2 persen sengan ekspektasi 3,3 persen,” ujar Lukman, Rabu (15/11). 

Nilai tukar (kurs) di Jakarta pada Rabu (15/11) pagi menguata sebesar 1,24 persen atau sebayak 194, dari yang sebelumnya Rp 15.695 per dolar AS dan setelah mengalami penguatan, kini menjadi Rp 15.500 per dolar AS. 

Para investor dalam negeri menantikan data perdagangan Indonesia yang akan rilis pada Rabu hari ini. 

Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan surplus sekitar 3 miliar dolar AS , tetapi ekspor dan impor diprediksi menurun masing-masing -15,35 persen dan -7,4  persen. 

Diketahui pada pekan lalu, aktivitas ekspor China pada Oktober 2023 menunjukkan penurunan melebihi konsensus pasar, yakni -6,4 persen dengan konsensus -3,3 persen. 

Negara China melaporkan telah terjadi deflasi yakni penurunan permintaan dan perlambatan ekonomi di Negara tersebut.

“Nilai tukar rupiah hari ini berkisar Rp 15.500- Rp 15.600 per dolar AS,” lanjut Lukman.(ap)