Gempa Bumi M 6,3 Guncang Kupang, Tak Berpotensi Tsunami

Ilustrasi- Gempa Bumi. (foto:gemapos/pixabay)
Ilustrasi- Gempa Bumi. (foto:gemapos/pixabay)

Gemapos.ID (Jakarta) – Gempa bumi kembali guncang Kupang , Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan kekuatan Magnitudo (M) 6,3. Gempa kali ini tidak berpotensi terjadinya tsunami, namun menyebabkan  kerusakan ringan.

Menurut data dari BMKG, gempa tersebut terjadi pada Kamis (2/11/2023), pukul 04.04 dini hari. Gempa tersebut awalnya dilaporkan berkekuatan M 6,6 lalu diperbaharui menajdi M 6,3. Beberapa bangunan dan rumah dilaporkan rusak akibat gempa bumi ini.

“Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,26 derajat LS ; 123,72 derajat BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 15 Km arah Ternggara Kupang Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 25 km,” ucap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya.

Daryono juga menjelaskan bahwa berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi kali ini merupakan gempa bumi kerak dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif.

“Sebenarnya penyebab ini berkaitan dengan banding slab Australia purba di bawah Kupang. Boleh bayangkan semacam outerrise di situ,” lanjut Daryono

Gempa bumi ini dirasakan di daerah Kupang dengan intensitas IV MMI, tidak hanya terasa di Kupang gempa bumi tersebut juga dirasakan hingga daerah alor.

“Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daeah Kupang dengan skala intensitas VI MMI (getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar), daerah Kabupaten Timor Tengah dan Selatan dengan skala intensitas IV-V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), daerah Rote dan Waingapu dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu),” katanya

Daryono menegaskan gempa tersebut tidak berpotensi terjadi tsunami. BMKG belum menerima laporan adanya gempa susulan.

“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.

BMKG menghimbau warga untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal masing-masing untuk memastikan tidak ada kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah. (kt)