Begini Strategi yang Dipaparkan GM PLN UID Sulselrabar Untuk Percepatan Transisi Energi

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Moch Andy Adchaminoerdin memaparkan strategi PLN dalam percepatan transisi energi dalam National Energy Conference 2023 (foto: gemapos/ antara)
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Moch Andy Adchaminoerdin memaparkan strategi PLN dalam percepatan transisi energi dalam National Energy Conference 2023 (foto: gemapos/ antara)


Gemapos.ID (Jakarta)- General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Moch Andy Adchaminoerdin memaparkan strategi PLN dalam percepatan transisi energi dalam National Energy Conference 2023.

Andy melalui keterangan per yang diterima di Makassar, Sabtu, menyebut PT PLN (Persero) berkomitmen mempercepat transisi energi Indonesia dengan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). 

Potensi besar EBT yang saat ini tengah digarap PLN adalah pembangkit listrik berbasis panas bumi (geothermal), angin (bayu) dan air (hydro) yang punya potensi besar untuk menggantikan pembangkit berbasis batu bara khususnya di provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. 

Pemerintah telah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen di tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Hal tersebut telah terimplementasi dalam program transformasi PLN, dimana Green menjadi semangat untuk menghadirkan energi ramah lingkungan.

Dalam hal ini sumber daya EBT Indonesia yang melimpah perlu segera dimaksimalkan pemanfaatannya untuk pengadaan energi bersih. 

"PLN telah bertransformasi untuk tidak bussines as usual agar dapat membantu menekan emisi gas karbon sehingga tercapai target NZE tahun 2060," ujarnya.

Andy menambahkan, selain melalui program transformasi yang sudah dicanangkan, PLN juga menginisiasi delapan program untuk percepatan transisi energi di antaranya, early retirement Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), implementasi cofiring dan pengembangan biomasa, cofiring hidrogen dan amoniak, penerapan teknologi CCUS (Carbon Capture Utilized and Storage), membangun lebih banyak pembangkit EBT, roll out smart grid, layanan sertifikasi Renewable Energy Certificate (_REC_), pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik.

Ia menyebut per Agustus 2023, bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sistem Kelistrikan Sulawesi bagian Selatan (Sulbagsel) sebesar 45,78 persen di atas dari rata-rata target nasional di tahun 2025 yaitu 23 persen.

PLN di Regional Sulawesi juga sudah menerapkan beberapa program transisi energi, diantaranya Smart Grid di dua subsistem yaitu Selayar dan Tahuna, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 27 lokasi tersebar, serta layanan sertifikasi di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar yang mencapai 19.927 unit.

Semakin terwujudnya program transisi energi dan ekosistem kendaraan listrik nantinya akan mendukung ketahanan energi nasional. Karena akan mengubah ketergantungan konsumsi masyarakat dari energi fosil berbasis impor ke energi listrik domestik.

"Ini bukan sekedar kita beralih ke energi masa depan yang bersih dan ramah lingkungan, yaitu listrik. Ini sekaligus shifting energi fosil yang berbasis impor ke listrik domestik yang ramah lingkungan," ujar Andy.(ri)