PLN Sebut TMC Belum Mampu Stabilkan Sistem Listrik Sulsel

Ilustrasi. Petugas PLN saat menjaga keandalan listrik di Sulsel.(gemapos/ant)
Ilustrasi. Petugas PLN saat menjaga keandalan listrik di Sulsel.(gemapos/ant)

Gemapos.ID (Jakarta) - Manajemen PT PLN (Persero) mengakui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai upaya menjaga pasokan listrik belum mampu menstabilkan sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan, sehingga masih terjadi pemadaman bergilir dengan intensitas yang semakin meningkat.

"TMC dilakukan berulang-ulang dan sudah mulai turun hujan. Namun volume (debit air masuk) belum begitu berdampak pada penambahan air karena tanah sudah sangat kering dan retak, bila hujan langsung diserap oleh tanah," kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Moch Andy Adchaminoerdin di Makassar, Rabu (25/10/20203).

Ia pun mengakui, sebelumnya PLN mengumumkan pemadaman listrik dengan estimasi waktu selama empat jam, namun beberapa hari terakhir ini pemadaman listrik lebih dari empat jam di sejumlah wilayah berlangsung.  Bahkan ada yang padam sejak pukul 16.00 hingga 22.00 Wita.

Kondisi ini membuat pembangkit berbahan bakar minyak dan batubara nonstop.

Sementara kendalanya mesin yakni menggunakan pendingin air yang membutuhkan air dengan rata-rata 30 ton per hari, sedangkan air sumur juga berkurang.

PLN juga mengupayakan distribusi dari PDAM, namun alokasinya terbilang masih kurang. Akibatnya, pembangkit non EBT (Energi Baru Terbarukan) tersebut hanya  mampu beroperasi maksimal 12 jam.

Maka dari itu, kata Andy, PLN perlu mengatur pola operasi PLTA Poso agar Sistem Kelistrikan bisa bertahan. Pasalnya, PLTA Poso dengan Daya Mampunya 515 Mega Watt menjadi pembangkit terbesar di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).  

"Diharapkan hujan deras turun terus minimal satu pekan, sehingga selain air terserap tanah juga bisa mengalir ke DAS PLTA dan Danau Poso," urainya.

TMC tersebut merupakan salah satu upaya mitigasi PLN terhadap fenomena El Nino yang mengakibatkan terjadinya penurunan debit air pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Mamasa, Sulawesi Barat. Dampaknya, terjadi penurunan kapasitas PLTA Bakaru, Pinrang di Sulawesi Selatan.

PLN telah melakukan TMC sejak 8 Oktober 2023 dan diagendakan berlangsung hingga 8 November mendatang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mamasa, Sulawesi Barat.

Andy mengatakan TMC telah dan setiap hari dilakukan pada DAS Mamasa  dan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Poso, dengan harapan hujan turun lebat beberapa hari agar bisa menambah kemampuan debit air PLTA.

"Karena kondisi Listrik sangat kritis, perlu dukungan semua pihak minimal melakukan penghematan penggunaan listrik, pengurangan AC dan lain-lain. Harapannya serapan daya menurun dan pemadaman listrik berkurang," urainya.

Pemadaman listrik secara bergilir ini meresahkan masyarakat, bukan hanya berdampak pada aktivitas rumah tangga namun juga berdampak aktivitas bisnis masyarakat dan produktivitas para UMKM.

Seperti yang terjadi pada seorang pelaku bisnis kuliner bernama Fakra Rauf yang berdomisili di Tamalanrea,  Makassar. Dia mengaku kesulitan memenuhi orderan belanja daring pelanggannya karena beberapa produknya membutuhkan listrik untuk proses pembuatannya.

Fakra berharap pasokan listrik kembali normal dan segera ada solusi terhadap kondisi saat ini. Apalagi pemadaman listrik dirasakan semakin intens terjadi, bahkan melebih waktu yang diestimasikan oleh PLN. (ns)