Berbagai Upaya Energi Primer Indonesia Pasok Biomassa Pengganti Batubara

"Kolaborasi itu untuk memenuhi kebutuhan pasokan biomassa sebagai pengganti batu bara PLTU dengan memanfaatkan sumber daya setempat," kata Direktur Utama (Dirut) PT Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firstantara di Jakarta pada Minggu (15/1/2023).
"Kolaborasi itu untuk memenuhi kebutuhan pasokan biomassa sebagai pengganti batu bara PLTU dengan memanfaatkan sumber daya setempat," kata Direktur Utama (Dirut) PT Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firstantara di Jakarta pada Minggu (15/1/2023).

Gemapos.ID (Jakarta) - Energi Primer Indonesia sebagai anak usaha Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperkuat rantai pasok biomassa sebagai pengganti batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). 

Langkah ini telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman dengan PT Energy Management Indonesia dan PT Alpha Rizki Teknologi untuk pengembangan dan pengelolaan biomassa.

"Kolaborasi itu untuk memenuhi kebutuhan pasokan biomassa sebagai pengganti batu bara PLTU dengan memanfaatkan sumber daya setempat," kata Direktur Utama (Dirut) PT Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firstantara di Jakarta pada Minggu (15/1/2023).

Energi Primer Indonesia memanfaatkan biomassa sebagai program co-firing bagi PLTU yang bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu membangun ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan biomassa.

Keterlibatan masyarakat dalam program itu membantu meningkatkan perekonomian dan memastikan keberlanjutannya pasokan biomassa dalam program co-firing bagi PLTU.

Direktur Biomassa PT Energi Primer Indonesia Antonius Aris Sudjatmiko menambahkan nota kesepahaman dengan dua perusahaan untuk penguatan rantai pasok biomassa itu telah dirintis sejak tahun lalu.

Beberapa embrio kegiatan bersama telah dilakukan kedua belah pihak yaitu mencari sumber biomassa setempat, mengumpulkan biomassa yang belum diproses di sekitar PLTU.

Hal lainnya adalah melihat potensi fasilitas pasar produksi di mana Alpha Rizki Teknologi terlibat sebagai investor dan Energy Manajement Indonesia sebagai aggregator untuk penanaman biomassa melalui program CSR.

PLN membutuhkan produk biomassa sebanyak 1,05 juta ton pada 2023 yang diperkirakan terus meningkat hingga 10 juta ton pada dua tahun ke depan. 

Kebutuhan biomassa yang sangat besar dilakukan dengan penanaman tanaman energi yang dimulai dengan ekosistem hutan energi. Selain itu mensinkronkan dengan rantai pasok biomassa dengan rantai pasok batubara.

Bahkan lahan tidur yang berada di sekitar tambang batubara juga bisa dimanfaatkan untuk menanam pohon biomassa yang bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar.

"PLN terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung pemerintah mencapai target net zero emission pada tahun 2060 dan sekaligus mengupayakan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui program co-firing biomassa," ucap Antonius Aris Sudjatmiko. (ant/din)