Ini Sebab Adian Napitupulu Tak Hadir Rakernas Projo

Anggota DPR RI Adian Napitupulu
Anggota DPR RI Adian Napitupulu

Gemapos.ID (Jakarta) - Anggota DPR RI Adian Napitupulu menjelaskan alasan dirinya tidak hadir dalam rakernas Projo di Magelang beberapa waktu lalu.

Adian mengatakan ketidakhadirannya berdasarkan saran Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto melalui telepon.

"Pertama, sebaiknya saya tidak menghadiri acara yang terindikasi menjadi ajang dukung mendukung capres karena Partai saat ini belum memutuskan apapun terkait siapa Capres dan Cawapres," kata Adian dalam keterangannya, Rabu (8/6/2022).

Kedua, kata Adian, sebagai anggota DPR mengintensifkan pertemuan dengan Rakyat di daerah pemilihan lebih penting dibandingkan pertemuan terkait dukung mendukung capres dan cawapres yang masih lama.

"Namun selain percakapan tersebut, agar semuanya utuh dan terang benderang, perlu juga saya sampaikan garis besar pembicaraan saya dengan Projo dan beberapa perwakilan relawan yang hadir pada malam sebelum acara Projo di laksanakan," beber Adian.

Pertama terkait menyelamatkan uang rakyat. Yaitu, pendukung Jokowi harus kompak menyelamatkan anggaran negara dalam dua tahun terakhir kepemimpinan Jokowi yang ditasir mencapai Rp5.000 triliun hingga Rp5.500 triliun. 

Terkait hal itu Presiden perlu bersikap tegas dengan meminta Menterinya mundur jika mau menjadi calon Presiden.

Bagaimanapun Menteri adalah pengguna anggaran dan Presiden perlu memastikan agar uang Rakyat itu tidak tercecer sia sia untuk kepentingan ambisi beberapa menterinya.

Dalam pembicaraan yang sama, terlontar juga pemikiran bahwa menteri yang ingin menjadi Capres lalu memutuskan mundur dengan kesadarannya bisa jadi akan mendapat dukungan Rakyat.

Kedua adalah memperkuat Soliditas dan Kinerja Kabinet.

Pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu jauh hari sebelum masa kampanye tentu akan berdampak pada soliditas dan kinerja kementerian dan lebih jauh lagi bisa berpotensi terjadinya blok-blok dalam kabinet dan itu tidak menguntungkan bagi pemerintahan Jokowi.

Terlebih lagi, lanjut Adian, jika pembentukan satu koalisi bisa menyebabkan terbentuknya koalisi partai lainnya atau pengkubuan dalam kabinet tentu akan membuat kabinet retak dan semakin tidak sehat.

Menurut Adian, akan menjadi penghambat pemerintahan jika hingga dua tahun ke depan kabinet terkotak- kotak dalam beberapa koalisi. Misalnya ada berbagai partai dengan masing-masing menterinya mendukung bakal calon Presiden berbeda, atau jika menteri dan wakil menteri berbeda pilihan koalisi dan dukungan politik. 

“Jika situasi itu benar terjadi, maka seluruh program Pemerintah akan sulit berjalan sesuai target," pungkasnya.

Hasil pembicaraan ketiga adalah Bersatu melewati Pandemi dan memperbaiki ekonomi adalah prioritas.

Adian mengatakan, kehadiran Ganjar Pranowo di Rakernas Projo jika tidak dihadiri oleh mereka yang juga berkeinginan menjadi calon Presiden tentu hanya akan meningkatkan suhu dari persaingan politik tapi tidak berdampak apapun pada perbaikan ekonomi negara pasca Covid ini.

Suhu politik yang terlalu panas dan berlangsung lebih dari 24 bulan sungguh hanya akan mempertajam polarisasi di Rakyat.

Tapi jika dalam acara Projo tersebut hadir beberapa yang berkeinginan menjadi calon Presiden maka bisa jadi suhu politik justru menjadi lebih adem dan stigma Projo sebagai tim sukses capres akan berubah menjadi Projo sebagai Tim Sukses Demokrasi dan kesejahteraan Rakyat, dari Relawan menjadi negarawan.

"Setelah berbicara terkait ketiga hal tersebut saya menyampaikan izin pamit pada kawan kawan Projo dan pimpinan relawan lainnya bahwa dengan segala hormat saya tidak akan hadir dalam acara Rakernas karena sebagai kader partai saya tidak akan mendahului Ketua Umum Partai," kata Adian.