Vaksin Covid-19 Sulit Masuk Negara Berkembang

vaksin BioNTech
vaksin BioNTech
Gemapos.ID (Inggris) - Program Vaksinasi Covid-19 sebagai yang menggembirakan bagi negara maju. Namun, program ini menyulitkan bagi negara berkembang dan miskin. "Ada tantangan manufaktur dan logistik. Vaksin ini harus disimpan pada suhu minus 80 derajat Celcius," kata Ilmuwan dari University of Oxford, Peter Drobac. Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan 2/3 dari sistem yang melayani kesehatan dunia tidak memiliki fasilitas pendingin yang memadai. Selain itu alat medis yang rusak atau tidak berfungsi sistem pendinginnya kerap kali membuat tenaga medis terpaksa membuang isi didalamnya. "Kami melakukan vaksinasi virus korona, maka kami membutuhkan lemari pendingin untuk menyimpan vaksin. tapi kami tidak punya lemari pendingin," ujar Jean-Claude Mubalama, dari UNICEF. Selain itu ketersediaan listrik juga menjadi salah satu masalah dalam program vaksinasi. Musim panas memaksa untuk setiap instansi kesehatan memiliki alat pendingin untuk melindungi vaksin agar tidak rusak. "Ada negara dan daerah yang 30-40% pusat kesehatannya tidak punya akses ke listrik." jelas Toby Peters, Ilmuwan dari University of Birmingham. Selain itu manufaktur dan logistik, pendekatan komunitas untuk meyakinkan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 juga perlu dilakukan untuk meyakinkan bahwa vaksin tersebut aman. Sementara itu, negara-negara berkembang dan miskin khawatir negara-negara maju akan memborong semua vaksin tersebut. (voa/aan)