Apa Vaksin Covid-19 Booster Moderna Berikan Kekebalan Tinggi?

Vaksin Covid-194
Vaksin Covid-194
Gemapos.ID (Washington) - Ilmuwan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menyatakan  Moderna belum memenuhi semua kriteria sebagai vaksin Covid-19 booster (penguat). Hal ini akibat dua dosis vaksin Covid-19 masih kuat. Dokumen FDA menyebutkan data vaksin Covid-19 Moderna menunjukkan dosis Covid-19 booster meningkatkan perlindungan antibodi. Namun, jumlah antibodi sesudah vaksinasi ini tidak cukup signifikan, terutama orang memiliki antibodi tinggi. "Tidak ada standar jumlah yang dibutuhkan dan diketahui, juga tidak jelas seberapa banyak peningkatan terjadi dalam studi," kata John Moore, profesor mikrobologi dan imunologi di Weill Cornell Medical College, New York. Dokumen itu dirilis menjelang pertemuan penasihat ahli di luar FDA akhir pekan ini yang akan membahas vaksin ketiga Moderna. FDA biasa mengikuti saran para ahli mereka, tetapi hal itu tidak diwajibkan. Panel penasihat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) n akan bertemu pada pekan depan. Hal ini untuk membahas rekomendasi spesifik tentang siapa yang dapat menerima dosis booster jika FDA memberikan lampu hijau. Moderna meminta persetujuan bagi dosis booster 50 mikrogram. Dosis itu separuh dari kekuatan vaksin versi asli yang diberikan melalui dua dosis dengan jarak sekitar empat pekan. Perusahaan itu meminta regulator mengizinkan dosis ketiga vaksin mereka diberikan pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas dan kelompok berisiko tinggi. Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengumumkan peluncuran dosis booster bagi sebagian besar orang dewasa pada awal 2021. Namun, sejumlah ilmuwan FDA mengatakan dalam sebuah artikel di jurnal The Lancet menyebutkan tidak terdapat bukti untuk mendukung booster bagi semua orang. Data tentang keperluan dosis booster sebagian besar berasal dari Israel, yang meluncurkan dosis tambahan vaksin Pfizer/BioNTech bagi sebagian besar populasinya. Hal ini juga memaparkan secara rinci efektivitas booster itu kepada penasihat AS. "Bukti untuk booster Moderna memiliki banyak celah," kata Eric Topol, direktur Scripps Research Translational Institute di La Jolla, Caliofrnia. Data yang diberikan terbatas dan tidak memberikan pengetahuan mendalam bagaimana booster bekerja pada manusia. "Cukup kecil dibanding yang didapat Pfizer dari Israel, di mana mereka mempunyai (bukti) pemulihan penuh kemanjuran vaksin booster," kata Topol.