Pembangunan MRT Jakarta Fase 2 Terancam Molor
“Kami meminta komitmen penuh dan realisasi dari para Peserta Lelang untuk dapat memasukkan penawaran pada batas waktu yang telah ditentukan tersebut,” ujarnya. Kendala CP 206 sudah sering dipromosikan kepada kontraktor-kontraktor Jepang untuk pengadaan kereta di MRT Jakarta fase 2. Namun, para kontraktor Jepang tidak tertarik terlibat dalam proyek CP206. Kondisi ini terjadi akibat pembangunan MRT Fase 2 dibiayai oleh JICA ODA Loan dengan skema Special Terms for Economic Partnership (Tied Loan). Jadi, ini terikat dengan kriteria Kontraktor Utama harus berasal dari Jepang. Namun, Kontraktor Jepang terlalu konservatif dan tidak siap untuk mengambil resiko pembangunan di area Fase 2,”ujar William. "Kami berharap Pemerintah Jepang melalui JICA dapat mendorong para kontraktor-kontraktor untuk sektor rolling stok terlibat dalam pembangunan MRT fase 2," jelasnya. Jika minat pelaku industri di Jepang kurang, maka opsi pengadaan melibatkan kontraktor internasional lainnya dari luar Jepang. Hal ini dapat dibuka dan disetujui bersama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang. Sekedar informasi, pembangunan MRT Jakarta fase 2 sudah dikerjakan lewat CP201 untuk pengadaan Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas yang sudah rampung sebanyak 8,3%. (moc)