Jokowi: Dana Desa Sudah Tersalurkan Rp539 Triliun

Presiden Joko Widodo meninjau kegiatan tanam padi di Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu, 3 Desember 2024. (Foto: gemapos/BPMI Setpres)
Presiden Joko Widodo meninjau kegiatan tanam padi di Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu, 3 Desember 2024. (Foto: gemapos/BPMI Setpres)

Gemapos.ID (Jakarta) - Dalam pertemuannya bersama para kepala desa se-Kabupaten Banjarnegara, di Desa Pagak, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (3/1), Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen pemerintah melakukan pembangunan merata hingga ke desa.

Jokowi menyebut hal itu bisa dilihat dari dana desa yang sudah tersalurkan untuk desa-desa di seluruh Tanah Air. Totalnya mencapai Rp539 triliun, sejak 2015 hingga 2023.

“Jangan keliru ini saya beri tahu sampai saat ini sudah Rp539 triliun dana desa yang disalurkan ke desa-desa—Rp539 triliun, niku duit kathah sanget lo (uang gede banget lo),” kata Jokowi seperti dikutip gemapos, Kamis (4/1/2024). 

Ia menilai anggaran itu besar jika dibandingkan dengan anggaran sejumlah pembangunan proyek lainnya. Contoh dalam pembangunan bandara hingga bendungan yang memiliki anggaran yang jauh lebih sedikit.

Airport niku gawe airport sedengan ngoten nggih itu Rp2 triliun. La niki berarti dadi kiro-kiro 250 airport gedhe. Bendungan niku Rp1 triliun, Rp1,5 triliun berarti dadi kira-kira 400 bendungan waduk kalau dijadikan artinya uang itu gede sekali,” jelasnya.

Lebih lanjut, mengenai pembangunan jalan, Jokowi menyampaikan saat ini pembangunan jalan desa sudah mencapai 350 ribu kilometer. Jalan desa yang telah dibangun di seluruh Indonesia menurutnya jauh lebih panjang dibanding pembangunan jalan tol.

“Jalan tol enggak ada apa-apanya hanya 2040 kilometer, jalan desa 350 ribu kilometer karena kita memiliki 74.800 desa diseluruh tanah air ini. Kalau 1 desa saja 5 kilo, berarti kali 75 berarti sudah 350 ribu jalan desa,” imbuhnya.

Untuk itu, Ia berharap penggunaan dana desa ke depan pengelolaannya semakin memberikan manfaat bagi masyarakat. Contohnya pembelian bahan-bahan bangunan dari lingkup desa guna menjaga perputaran uang.

“Oleh sebab itu sering saya ucapkan bolak-balik, beli batu batanya lokal di desa atau paling jauh di kecamatan, jangan diberi anggaran dana desa misalnya Rp1,5 miliar belonjone teng Jakarta. Ketok e luweh murah, tapi perputaran uang jadi berpindah dari desa ke Jakarta balik lagi uangnya,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Presiden mengimbau agar kegiatan perekonomian di sebuah dasa dapat mendorong peredaran dan perputaran uang di wilayahnya masing-masing.

“Biarkan uang itu beredar meskipun harganya sedikit lebih mahal tapi uangnya beredar di desa kita,” tandasnya. (aj)