Pangan dan Energi Masih Jadi Fokus Utama Riset dan Inovasi

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, pada gelaran Highlight Riset dan Inovasi 2023, di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Kamis (28/12/2023). (foto:gemapos/BRIN)
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, pada gelaran Highlight Riset dan Inovasi 2023, di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Kamis (28/12/2023). (foto:gemapos/BRIN)

Gemapos.ID (Jakarta) - Pangan dan energi merupakan dua bidang yang menjadi fokus utama aktivitas riset dan inovasi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk hilirisasi kedua bidang tersebut yang bersumber dari sumber daya alam (SDA) lokal Indonesia.

Hal itu diungkap Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, pada gelaran Highlight Riset dan Inovasi 2023, di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Kamis (28/12).

“Kita memang diminta fokus untuk melakukan riset dan inovasi yang basisnya SDA lokal untuk hilirisasi, untuk meningkatkan kedaulatan pangan (termasuk kesehatan) dan energi (termasuk lingkungan hidup). Keduanya membutuhkan dukungan riset dan inovasi yang sangat tinggi,” ujar Tri Handoko seperti dikutip gemapos dalam keterangan resminya, Sabtu (30/12/2023)

Lebih lanjut dia merinci sebanyak 2388 judul riset yang dilakukan BRIN selama 2023. 218 judul diantaranya di bidang pangan, dan 220 judul di bidang energi.

Dalam cluster kedaulatan pangan, riset yang telah dilakukan antara lain pemanfaatan tepung ikan teri (Stolephorus sp.) dalam produk mie berbasis pati sagu untuk anak penderita stunting, perbanyakan klonal kelapa sawit, dan perakitan varietas unggul ubi kayu dengan metode induksi mutasi sinar gamma.

Kemudian 266 judul di bidang lingkungan berkelanjutan, dan 156 judul untuk bidang kedaulatan kesehatan.

Selain itu juga ada bidang yang terkait dengan aspek ekonomi dan juga masalah sosial masyarakat. Sedangkan bidang transisi menuju ekonomi berbasis pengetahuan, jelas Handoko, merupakan riset yang langsung mendukung bisnis (product development).

Juga riset di bidang keanekaragaman terkait dengan penemuan, spesies baru, manuskrip, dan artefak. “Itu sebabnya kami memperkuat aktivitas arkeologi dengan membuat situs-situs ekskavasi baru di berbagai daerah,” tandasnya. (rk/*)