BRIN Bicara Masa Depan Ekonomi Indonesia, Apa Bentuknya?

“Apalagi, Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan yang dilewati garis ekuator, dan tidak banyak satelit yang bisa meng-cover itu,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta pada Kamis (1/12/2022).
“Apalagi, Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan yang dilewati garis ekuator, dan tidak banyak satelit yang bisa meng-cover itu,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta pada Kamis (1/12/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memprediksi masa depan ekonomi Indonesia harus berbasis keantariksaan.

“Apalagi, Indonesia secara geografis merupakan negara kepulauan yang dilewati garis ekuator, dan tidak banyak satelit yang bisa meng-cover itu,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta pada Kamis (1/12/2022). 

BRIN memiliki misi untuk mengembangkan konstelasi satelit pengindraan jauh berbasis internet of things, berbasis optik, dan berbasis radar. Jadi, Indonesia memiliki data citra secara berkesinambungan.

"Terkait dengan ekonomi masa depan Indonesia, data pengindraan jauh memang kita pakai menjadi enabler, menjadi katalisator, pengungkit untuk multiplier effect (efek berganda) berikutnya," ujarnya. 

BRIN sudah menyiapkan infrastruktur pendukung terkait pemanfaatan data pengindraan jauh seperti pengelolaan data center dan big data melalui High Perfomance Computing (HPC).

Sebanyak lima ground station yang dikelola BRIN dapat dikelola oleh mitra operator sehingga akan semakin menguatkan ekosistem keantariksaan di Indonesia.

Para pelaku usaha (startup) diminta mengembangkan aplikasi berbasis citra pengindraan jauh untuk memenuhi kebutuhan target pasar tertentu seperti sektor perkebunan kelapa sawit dan pemenuhan kebutuhan zonasi tangkap ikan.

"Sehingga data citra, apalagi kalau kita sudah punya remote sensing sendiri, tidak sekadar menjadi data, tapi benar-benar bisa menjadi multiplier effect ekonomi yang konkrit dan signifikan," ucapnya. (ant/din)