Tak Hanya Pertahanan dan Keamanan, Peacekeepers: Ada Peluang Bisnis di PBB

Tangkapan Layar - Peackeeper Luiggi Pralangga bahas tentang peluang bisnis di PBB selain pertahanan dan keamanan, dalam podcast bersama Tandef yang tayang di YouTube GEMA POS, Minggu (17/12/2023). (gemapos/ YouTube GEMA POS)
Tangkapan Layar - Peackeeper Luiggi Pralangga bahas tentang peluang bisnis di PBB selain pertahanan dan keamanan, dalam podcast bersama Tandef yang tayang di YouTube GEMA POS, Minggu (17/12/2023). (gemapos/ YouTube GEMA POS)

Gemapos.ID (Jakarta) - Salah satu Peacekeeper di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Luiggi Pralangga menyebut pekerjaan di organisasi dunia tersebut tidak hanya tentang misi perdamaian dan keamanan dunia, namun juga tentang bisnis di dalamnya. Menurutnya setelah misi perdamaian usai, bukan berarti langsung pulang, tetapi ada banyak hal lain yang bisa dilakukan bahkan ada peluang bisnis di PBB.

 

“Peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku bisnis di Indonesia,  yang memang punya visi dan orientasi pasar keluar, apalagi pada komoditas-komoditas yang memang menjadi andalan, komoditas Indonesia yang untuk ekspor macam-macam, kertas misalnya,” ujar Luiggi Pralangga dalam Podcast bersama Tandef yang tayang di YouTube GEMA POS, Minggu (17/12/2023).

Indonesia dalam PBB selama ini hanya berkesempatan untuk mengambil bagian dalam penyelesaian konflik internasional, mempromosikan perdamaian serta keamanan dunia. Negara Indonesia akan mengirimkan pasukan TNI maupun POLRI ke berbagai negara dalam operasi pemeliharaan perdamaian dunia sesuai dengan Amanat Pembukaan UUD 1945.

Menurut Luiggi, banyak peluang-peluang yang cukup besar di PBB yang bisa dimanfaatkan jika Anda melihat potensi dan mau ‘menjemput bola’. Namun karena kurangnya informasi, para pelaku bisnis masih belum bisa memanfaatkan peluang tersebut.

“Kurangnya informasi, ini adalah PR dari teman-teman yang ada di Kementrian untuk bisa lebih mengakomodir dan mengelola dan kejar bola supaya dipertemukan pelaku usaha dengan peluang usaha, dijembatani komunikasinya secara lebih rutin dan itu harus berkesinambungan karena pasar PBB sendiri itu sangat dinamis,” tambah Luiggi.

Menurutnya, selain jeli dalam membaca peluang. Negara juga harus ikut serta mempersiapkan jalan masuknya pelaku usaha dalam upaya perdamaian dunia. Hal ini sering dilakukan oleh banyak negara yang menyumbangkan pasukan-pasukan besar, dari situlah polanya diketahui.

“Nah ini perlu peran aktif dari perwakilan-perwakilan Indonesia yang ada di sekitar negara-negara tersebut supaya berkoordinasi dengan teman-teman yang memang berada di lapangan,” katanya kembali.

Hal itu dapat memberikan masukan-masukan yang sangat krusial dalam membangun Business Intelligence. Dan itu sudah banyak dilakukan oleh beberapa negara.

Luiggi menambahkan beberapa jenis peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan, Universitas Negeri di Indonesia bisa bekerja sama dengan University of Liberia dengan Twin Program ataupun penelitian. Hal ini sangat menjanjikan karena sudah dibuktikan oleh beberapa negara seperti China dan negara Eropa lainnya. Ada juga sektor lain yakni pariwisata.

Pelaku usaha yang jeli melihat peluang, mereka hadir di saat kondisinya dinamis. Luiggi mengumpamakan hal ini seperti saat seseorang ingin membuat teh. Orang tersebut akan melihat kondisi udara, Jika kondisi udara masih panas maka teh akan jadi, sedangkan jika udara sudah dingin tehnya tidak akan jadi karena sebanyak apapun teh tersebut yang dicelupkan tehnya tetap tidak akan jadi.

(kt)