Banjir Ketapang Terpantau Surut, BPBD Tetap Siap Siaga Bencana Susulan

Banjir Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, terpantau mulai surut. BPBD Kabupaten Ketapang masih tetap siaga, Sabtu (09/12/2023). (gemapos/ BNPB.go.id)
Banjir Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, terpantau mulai surut. BPBD Kabupaten Ketapang masih tetap siaga, Sabtu (09/12/2023). (gemapos/ BNPB.go.id)

Gemapos.ID (Jakarta)- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan terjadi banjir di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi sehingga menyebabkan luapan air sungai, rilis di laman resmi BNPB pada Sabtu (9/12/2023). 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang mengonfirmasi bahwa hingga Sabtu (9/12) siang ini, banjir terpantau mulai surut hampir di semua kecamatan. 

“Kami bisa sampaikan Alhamdulillah sudah 8 bahkan di beberapa lokasi sudah 100 persen surut semua, makanya saya tidak ada update terkini. Cuma langit sudah hitam lagi, kalau Hulu hujan itu sudah pasti di beberapa kecamatan yang rawan banjir akan tergenang lagi, seperti saat ini di Ketapang sudah hampir tiga kali naik turun banjirnya,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Yunifar yang dikutib dari laman resmi BNPB, Sabtu (9/12/2023). 

Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, terdapat enam kecamatan yang terendam banjir dengan ketinggian muka air mencapai 200 sentimeter yakni Kecamatan Nanga Tayap, Kecamatan Sandai, Kecamatan Hulu Sungai, Kecamatan Tumbang Titi, Kecamatan Sungai Luar, dan Kecamatan Muara Pawan. 

Sementara 20.916 jiwa yang meliputi 6.603 keluarga dikonfirmasi turut merasakan dampak akibat banjir yang merendam enam kecamatan tersebut. 

Banjir tersebut sudah sering terjadi sejak 24 November 2023 dan seolah menjadi masalah klasik di wilayah Kabupaten Ketapang. Hal tersebut terjadi karena semakin banyak  permukiman yang dibangun di bantaran sungai dan tidak tertib, serta akumulasi dampak dari hutan yang berubah fungsi menjadi perkebunan. 

Untuk merespon kondisi banjir, pihak BPBD Kabupaten Ketapang menyiapkan porsonel yang siap siaga bersama perangkat kecamatan untuk memonitor setiap wilayah yang rawan banjir. Selain itu, pihak BPBD Kabupaten Ketapang juga akan melakukan penanganan dengan cara penguraian cepat menggunakan mesin sambil memantau debit air di kawasan sungai. 

“Saat ini memang masih berstatus tanggap darurat sejak 24 November sampai tanggal 11 Desember besok, jadi kami sampai saat ini meski banjir sudah surut kami tetap bersiaga dan memonitor debit air di sungai. Nanti di tanggal 11 (Desember ) kami akan koordinasi dengan BMKG dan Pemda, jika memang didasari prediksi BMKG masih tinggi (curah hujan) kita akan perpanjang masa tanggap darurat,” lanjut Yunifar. 

Surutnya banjir tersebut, BPBD Kabupaten Ketapang akan kembali melanjutkan pendistribusian bantuan yang sempat tertunda. Bantuan tersebut akan dibagikan kepada warga yang terdampak di 27 desa. Bantuan logistik yang dibagikan meliputi beras 60 ton, 1.60 mi instan, dan sarden 369 dengan bereat tujuh ton. 

“Kami hari ini akan menuntaskan bantuan logistik yang sempat terputus karena memang kami tidak bisa menerobos banjir kemarin, perlu waktu dan personel. Sebagian bantuan kita drop di kantor kecamatan dan akan dibantu oleh pihak kecamatan, Brimob dan kodim menggunakan enam armada mobil dan perahu,” terang Yunifar kembali.(kt)