BMKG Sebut Puncak Kulminasi di Pasaman Bisa Disaksikan 20-23 Maret

Ilustrasi- Saat matahari berada di garis bujur tempat kita berdiri (foto: gemapos/istock)
Ilustrasi- Saat matahari berada di garis bujur tempat kita berdiri (foto: gemapos/istock)

Gemapos.ID (Jakarta)- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa puncak kulminasi matahari periode pertama ekuatorial di Pulau Sumatera tahun ini dapat disaksikan di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat pada 20-23 Maret.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG Rahmat Triono di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan bahwa puncak kulminasi matahari merupakan fenomena alam yang lebih dikenal dengan hari tanpa bayangan.

Rahmat Triono menjelaskan, fenomena itu dapat terjadi akibat posisi matahari akan berada tepat di atas kepala (titik zenith).

Adapun secara umum wilayah Indonesia berada di garis khatulistiwa, sehingga akan mengalami dua kali periode hari tanpa bayangan dalam satu tahun. Periode pertama berlangsung pada bulan Maret dan periode kedua pada September.

Kemudian ia menyebutkan, oleh karena itu sejauh ini secara teknis fenomena kulminasi hanya bisa disaksikan secara penuh di Kabupaten Pasaman dan Kota Pontianak.

Menurutnya, untuk kulminasi matahari di Pasaman sendiri berdasarkan hasil analisa diprakirakan pada 20 Maret. Saat itu matahari akan berada pada kemiringan 90 derajat di atas kepala mulai sekitar pukul 12.26 WIB. Lalu matahari akan bergeser secara perlahan dengan arah 0,4 - 0,5 - 1 derajat hingga hari ketiga 23 Maret dengan sudut kemiringan 88,9 derajat.

“Catat tanggal dan lokasi nya jika tidak ingin ketinggalan, dan baru bisa datang lagi pada enam bulan yang akan datang,” ujarnya.

Selain itu, fenomena ini makin terasa spesial karena diketahui tanggal pelaksana nya juga berbarengan dengan peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-74 tahun.

Karena itu dia menyebutkan, BMKG bersama Pemerintah Kabupaten Pasaman berinisiatif menggelar beberapa rangkaian kegiatan yang menarik dan padat ilmu demi menyemarakkan fenomena langka ini.

Selanjutnya, kegiatan utama akan dilangsungkan secara terbuka untuk seluruh masyarakat di Tamah Equator Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat.

Sementara itu, rangkaian kegiatan tidak hanya hiburan tapi juga akan diisi dengan aktivitas yang bermanfaat tinggi seperti edukasi tentang fenomena kulminasi dan garis khatulistiwa, edukasi terkait mitigasi dan penanganan bencana banjir, tanah longsor, hingga gempa bumi kepada seluruh lapisan masyarakat domestik maupun mancanegara.

Sebagai informasi, BMKG dan Pemerintah Kabupaten Pasaman melibatkan para peneliti atau ahli dan tenaga pendidikan dalam bidang bidang astronomi, meteorologi, klimatologi dari lembaga nasional maupun internasional.(pa)