Kemarau Panjang, Petani di Lebak Banten Menganggur

Seorang petani di Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak menunjukkan tangan ke areal persawahan yang mengalami kekeringan sehingga dipastikan gagal panen. (grmapos/ant)
Seorang petani di Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak menunjukkan tangan ke areal persawahan yang mengalami kekeringan sehingga dipastikan gagal panen. (grmapos/ant)


Gemapos.ID (Jakarta) - Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten, sejak sebulan terakhir ini menganggur akibat kemarau panjang yang menyebabkan terjadi kekeringan di lahan pertanian padi sawah sehingga tidak dapat digarap.

Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak Ruhiana, Minggu (1/10), mengatakan saat ini petani di wilayahnya sekitar 70 orang menganggur setelah tanaman padi seluas 130 hektare gagal panen, sedangkan 20 hektare bisa dipanen.

Para  petani yang menganggur itu terpaksa beralih profesi, seperti penarik ojek, berdagang keliling hingga penambang pasir.

Sedangkan, petani yang masih memiliki cadangan pangan dihabiskan waktunya di rumah sambil memperbaiki peralatan pertanian.

Begitu pula petani di Desa Cisangu Kabupaten Lebak Arsani (55) mengatakan dirinya kini tidak bisa menggarap lahan pertanian, karena kekeringan akibat kemarau panjang itu sehingga puluhan petani menganggur.

Bahkan, tanam padi yang berusia 30 hari setelah tanam di lahan seluas 35 hektare kondisi kering dan terlihat petak - petak sawah berbelah dan dipastikan gagal panen.

"Kami sekarang untuk memenuhi ekonomi keluarga menjadi buruh bangunan," kata Arsani.

Misbah (50) seorang petani di Blok Sentral Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya menganggur karena areal persawahan di wilayahnya sekitar 30 hektare gagal panen.

Sebab, sumber air dari irigasi Bendungan Cijoro mengalami kekeringan dan dipastikan petani tidak bisa menggarap lahan itu.

"Kami bersama 20 petani di sini merasa bingung dilanda kemarau terjadi kekeringan," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan, berdasarkan laporan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Banten di daerah ini sekitar 300 hektare tanaman padi terjadi kekeringan dan terancam gagal panen.

Mereka petani yang areal persawahan kekeringan terpaksa menganggur dan tidak bisa dilakukan pemasangan pompa air.

"Kami berharap Oktober 2023 curah hujan tinggi, sehingga petani bisa kembali menggarap lahan pertanian pangan," kata Deni. (pu)