Atasi Kekeringan Akibat El Nino, BPBD Lebak Upayakan Teknologi Modifikasi Cuaca

Komandan Lanud Sri Mulyono Herlambang Palembang Kol. Pnb Sigit Gatot Prasetyo (kiri) bersdiskusi dengan jajaran dari BRIN, BMKG, BPBD, dan BNPB terkait pesawat cesna yang akan digunakan pada pembukaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) (foto: gempos/antara)
Komandan Lanud Sri Mulyono Herlambang Palembang Kol. Pnb Sigit Gatot Prasetyo (kiri) bersdiskusi dengan jajaran dari BRIN, BMKG, BPBD, dan BNPB terkait pesawat cesna yang akan digunakan pada pembukaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) (foto: gempos/antara)


Gemapos.ID (Jakarta)- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mengupayakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan hujan buatan untuk mengatasi kekeringan akibat fenomena El Nino yang terjadi saat ini.

"Hingga hari ini ada 12 kecamatan yang mengalami krisis air bersih," kata Kepala BPBD Lebak Febby Rizki Pratama saat menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Kekeringan di Lebak, Selasa.

BPBD Kabupaten Lebak kini mengajukan permohonan TMC kepada BPBD Provinsi Banten dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Permohonan TMC itu agar dilakukan hujan buatan melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) karena wilayah Kabupaten Lebak sejak dua pekan terakhir ini tidak ada hujan, sehingga mengalami kekeringan.

Kekeringan itu melanda 12 kecamatan di antaranya Gunungkencana, Banjarsari, Wanasalam, Cihara, Bayah, Warunggunung, Maja, Sajira, Cimarga dan Leuwidamar.

Akibat kondisi tersebut dinilai bakal mengancam produksi pangan. Untuk itu pihaknya berharap BRIN bisa melakukan TMC dengan hujan buatan.

"Kami meyakini dengan hujan buatan itu bisa terpenuhi ketersediaan air bersih dan produksi pangan bisa dipanen," kata Febby menambahkan.

Saat ini, lanjut dia, untuk mendapatkan pasokan air bersih dengan cara mengambil air sungai yang jaraknya bisa mencapai 1 kilometer dari pemukiman. Selain itu masyarakat juga ada yang mengambil air dari sumber mata air, namun harus pagi hari, sebab jika siang hari kering.

Dengan demikian, BPBD Lebak mengoptimalkan pendistribusian pasokan air bersih ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih.

Pendistribusian air bersih untuk hari ini ke desa di Kecamatan Sajira sebanyak 18 ribu liter dengan menerjunkan tiga unit kendaraan tangki dengan kapasitas 6.000 liter/tangki.

"Kami minta masyarakat mengajukan permohonan air bersih melalui aparat kecamatan, jika terjadi krisis air bersih," katanya menjelaskan.

Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Maja Kabupaten Lebak mengatakan bahwa areal persawahan di wilayahnya mengalami kekeringan sehingga bisa mengancam gagal panen.

Untuk itu para petani mendukung BPBD Lebak untuk melakukan TMC dengan hujan buatan sehingga bisa terpenuhi ketersediaan pasokan air serta pengadaan pompa.

"Kami berharap dengan pompa itu dapat terpenuhi ketersediaan pasokan air," kata Usman, seorang petani Maja Kabupaten Lebak.(pa)