Kemenparekaf Minta Budaya Suku Dayak Deah Terus Dijaga

Aparat pemerintah dan pelaku budaya berfoto bersama usai pembukaan Festival Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (21/7/2023)
Aparat pemerintah dan pelaku budaya berfoto bersama usai pembukaan Festival Mesiwah Pare Gumboh di Desa Liyu, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (21/7/2023)


Gemapos.ID (Jakarta)- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meminta Pemerintah Kabupaten Balangan di  Provinsi Kalimantan Selatan menjaga budaya Suku Dayak Deah, termasuk ritual adat Mesiwah Pare Gumboh.

"Tentunya dalam upaya mempertahankan adat istiadat ini juga perlu diimbangi dengan pengembangan dan penataan baik dari regulasi dan juga fasilitas," kata Inspektur II Kemenparekraf Kamal Rimosan sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah di Balangan pada Minggu.

Dalam hal ini, ia menyampaikan, pemerintah daerah antara lain bisa memfasilitasi upaya pengembangan wisata budaya Dayak Deah serta penyediaan sarana dan prasarana pendukungnya.

Sementara itu, Kepala Desa Liyu Sukri bersyukur Festival Budaya Mesiwah Pare Gumboh bisa kembali dilaksanakan dengan dukungan dari pemerintah.

Sukri menjelaskan, Mesiwah Pare Gumboh merupakan ritual aruh adat Suku Dayak Deah yang ditujukan untuk menyampaikan ungkapan syukur setelah panen.

Ritual itu mencakup Nyerah Ngemonta atau penyerahan hasil panen serta Tombai, penyampaian ucapan terima kasih dari pemilik panen kepada pelaku ritual.

Bupati Balangan Abdul Hadi mengemukakan bahwa masyarakat Desa Liyu terus berupaya melestarikan adat istiadat serta menjaga kelestarian lingkungan.

"Hutan dijaga oleh masyarakat Dayah Deah, maka akan terus terjaga kelestariannya," kata dia.(ra)