Kemenparekraf Beri Dana DPUP Untuk 4 Desa Wisata di Yogyakarta

Jajaran perwakilan dari Kemenparekraf dan instansi terkait saat menyerahkan bantuan dana DPUP dan penyelenggaraan literasi keuangan untuk empat desa wisata di Yogyakarta pada Rabu (foto: gemapos/ antara)
Jajaran perwakilan dari Kemenparekraf dan instansi terkait saat menyerahkan bantuan dana DPUP dan penyelenggaraan literasi keuangan untuk empat desa wisata di Yogyakarta pada Rabu (foto: gemapos/ antara)


Gemapos.ID (Jakarta)- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyerahkan bantuan dana Dukungan Pengembangan Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (DPUP) untuk empat desa wisata di Yogyakarta sekaligus menyelenggarakan kegiatan literasi keuangan.

"Saya dorong agar bantuan baik dana dan juga pendampingan dalam literasi keuangan ini bisa difokuskan kepada peningkatan SDM, peningkatan produk-produk ekonomi kreatif, peningkatan destinasi wisata sehingga kunjungan wisatawan itu lebih berkualitas dan lebih berkelanjutan," kata Menteri Parekraf Sandiaga Uno melalui keterangan pers, Jumat. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari DPUP, yakni program tindak lanjut Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2021 dan 2022. Bantuan yang diberikan berupa uang untuk pembelian peralatan pendukung produksi dan pemberian pemahaman tentang literasi keuangan kepada empat desa wisata di DI Yogyakarta, yakni Desa Wisata Rejowinangun di Kota Yogyakarta, Desa Wisata Tepus di Kabupaten Gunungkidul, Desa Wisata Sambi di Kabupaten Sleman, dan Desa Wisata Tinalah di Kabupaten Kulon Progo.

Pemberian bantuan tersebut merupakan bentuk keberpihakan pemerintah untuk menjadikan desa wisata lebih tangguh ke depan dengan daya tarik wisata yang lebih beragam dan kemampuan membangun produk ekonomi kreatif unggulan.

Empat desa wisata yang menerima bantuan dan dukungan masing-masing mendapatkan uang senilai Rp120 juta. Sandiaga berharap bantuan dan dukungan tersebut dapat dimaksimalkan untuk kepentingan dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif, salah satunya pengembangan sumber daya manusia.

“Selain itu juga peningkatan produk-produk ekonomi kreatif, peningkatan destinasi sehingga kunjungan wisatawan lebih berkualitas dan berkelanjutan” kata Sandiaga.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Rizki Handayani menjelaskan desa wisata memiliki potensi yang kuat untuk tumbuh mandiri dan tangguh. Hal ini karena setiap desa wisata memiliki kelebihan dan keunggulan yang unik, sehingga bisa menjadi nilai tambah bagi desa wisata tersebut.

“Di Desa Wisata Rejowinangun, contohnya, desa wisata ini memiliki konsep agrowisata, sehingga bisa dilihat berbagai jenis sayuran tidak hanya dikonsumsi sendiri atau dijual, melainkan menjadi hiasan pekarangan rumah di desa ini,” kata Rizki.

Direktur Akses Pembiayaan Anggara Hayun Anujuprana berharap melalui program peningkatan literasi keuangan bagi usaha pariwisata dan ekonomi kreatif ini pelaku usaha dapat merencanakan dan mencatat keuangan usaha dengan lebih baik. Dengan demikian, usaha mereka siap untuk dipertemukan dan mendapatkan permodalan dari lembaga keuangan.

“Kemenparekraf juga memberikan peningkatan kapasitas usaha di desa wisata dalam hal literasi keuangan, sehingga UMKM kita dapat naik kelas dengan meraih pembiayaan baik dari perbankan ataupun nonperbankan” kata Hayun.

Dalam kegiatan ini, peserta terdiri atas perwakilan dari empat desa wisata penerima DPUP di DI Yogyakarta. Selain itu, mereka juga diberikan pemaparan materi oleh Otoritas Jasa Keuangan terkait “Waspada Investasi dan Pinjaman Online Ilegal”, “Overview Pengenalan Produk Layanan Jasa Keuangan”, dan “Perencanaan dan Pencatatan Keuangan bagi UMKM dan Simulasi Pencatatan Transaksi Keuangan dan UMKM” dari Bank Rakyat Indonesia.(ra)