Perkumpulan Mahasiswa Bengkayang Tagih Janji Kampanye Bupati Sebastianus Darwis

Ketua Perkumpulan Mahsiswa Bengkayang, Marselinus. (ist)
Ketua Perkumpulan Mahsiswa Bengkayang, Marselinus. (ist)

Gemapos.ID (Jakarta) - Perkumpulan Mahasiswa Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat menagih janji kampanye Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten setempat.

Seperti dalam keterangannya yang diterima gemapos, Jumat (28/4/2023), Ketua Perkumpulan Mahsiswa Bengkayang, Marselinus menyabut sampai saat ini janji kampanye Pilkada Bupati Bengkayang tahun 2020 lalu tidak ada yang terelaisasi, terutama terkait bidang peningkatan SDM Bengkayang terkait pendidikan.

"Kami Perkumpulan Mahasiswa Kabupaten Bengkayang menagih janji pak Sebastianus Darwis, demi kemajuan masyarakat Kabupaten Bengkayang agar menjadi daerah yang terdepan serta menjadi barometer di Provinsi Kalimantan Barat maupun di Pulau Kalimantan," kata Marsel.

Menurut Marsel, sebelum menjadi Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis memiliki janji-janji untuk memberikan beasiwa kepada mahasiswa di daerah itu sebagai bentuk memperbaiki SDM dengan jargonnya yaitu SDM Unggul Bengkayang Mantap.

"Tetapi apa yang dirasakan oleh masyarakat Bengkayang khususnya mahasiswa, tidak merasakan atau menerima beasiswa seperti yang pernah dijanjikan pak Sebastianus Darwis kala itu,“ ujarnya Marsel.

Dengan lama masa jabatan sudah lebih dari 2 tahun, Marsel mengaku pesimis bahwa janji itu akan dapat segera terealisasi. 

"Janji kampanye para kontestan pemilu seolah-olah hanya menjadi pemanis bibir semata untuk mengelabui rakyat agar tertarik memilih dirinya padahal dari semula janji tersebut (mungkin) telah direncanakan untuk tidak dipenuhi," ujanya.

"Maka tidak heran bila sebagian besar rakyat menganggap janji politik sangat identik dengan kebohongan," imbuh Marsel.

Marsel juga menyebut terkait mengapa saat ini angka golput dari setiap pemilu selalu tinggi disebabkan oleh salah satunya karena  kekecewaan masyarakat akibat janji pemilu yang tak terealisasi, dan hal itu terjadi berulang kali.

"Rakyat mulai sadar dan merasa hanya dibutuhkan suaranya saat pemilu, selanjutnya diabaikan ketika kekuasaan telah tercapai," pungkasnya.

Untuk itu, dia berharap kedepan masyarakat lebih jeli dalam memilih kepala daerah. Marsel mengajak masyarakat harus memilih kepala daerah yang benar-benar bisa bekerja. 

"Untuk pemilu yang akan datang masyarakat lebih jeli lagi dalam menjatuhkan pilihannya untuk  memilih kepala daerah yang kiranya bisa benar-benar bekerja tidak hanya sekedar berjanji saja," tutupnya. (rk)