Begini Pandangan Manulife atas Kondisi Para Pensiunan di Indonesia

"Hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak bagi masyarakat dalam merencanakan kesejahteraan finansial mereka dengan lebih baik melalui cara yang efektif untuk menghasilkan arus pendapatan rutin di masa pensiunnya," kata Head of Retirement Proposition, Strategy, and Transformation Asia Retirement Manulife Investment Management Elvin Tharm di Jakarta, pada Kamis (15/12/2022).
"Hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak bagi masyarakat dalam merencanakan kesejahteraan finansial mereka dengan lebih baik melalui cara yang efektif untuk menghasilkan arus pendapatan rutin di masa pensiunnya," kata Head of Retirement Proposition, Strategy, and Transformation Asia Retirement Manulife Investment Management Elvin Tharm di Jakarta, pada Kamis (15/12/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Riset Diverse Asia yang dilakukan Manulife Investment Management memperkirakan pendapatan pensiun para pekerja di Indonesia hanya sebesar 20% dari pendapatan mereka saat ini atau bahkan bisa lebih rendah.

Jadi, masyarakat yang berencana mengandalkan simpanan tabungan setelah mencapai usia pensiun akan menanggung risiko tidak memiliki sejumlah dana pensiun yang cukup.

"Hal ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak bagi masyarakat dalam merencanakan kesejahteraan finansial mereka dengan lebih baik melalui cara yang efektif untuk menghasilkan arus pendapatan rutin di masa pensiunnya," kata Head of Retirement Proposition, Strategy, and Transformation Asia Retirement Manulife Investment Management Elvin Tharm di Jakarta, pada Kamis (15/12/2022). 

Survei yang dilakukan Manulife Investment Management menyebutkan masyarakat Indonesia diperkirakan membutuhkan rata-rata Rp16,52 juta setiap bulannya untuk dapat mempertahankan gaya hidup yang nyaman pada masa pensiun atau sekitar 90 persen dari pendapatan rata-ratanya selama ini.

Salah satu alasan yang menyebabkan kesenjangan terjadi sangat besar antara pendapatan pensiun yang ideal dengan kenyataannya adalah karena jumlah aset yang diinvestasikan orang Indonesia porsinya relatif rendah secara persentase dari pendapatannya saat ini.

Padahal, ini akan menjadi sumber pendapatan utama yang mereka butuhkan pada masa pensiun. Sebanyak 68% penduduk Indonesia memiliki aset investasi di bawah Rp600 juta.

Elvin Tharm tak kaget dengan kesenjangan besar antara perkiraan pengeluaran pada masa pensiun dan jumlah pendapatan pensiun yang diyakini dapat dicapai sesuai dengan status keuangan orang Indonesia saat ini.

"Orang-orang di Indonesia, bahkan di seluruh Asia, sedang menghadapi situasi yang sulit dalam menjembatani kesenjangan ini. Dengan inflasi, biaya kesehatan, dan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari, daya beli uang tabungan dan pendapatan mereka akan terkikis seiring berjalannya waktu," tuturnya.

Orang Indonesia masih memiliki kecenderungan untuk menyimpan uang tunai, dengan mengalokasikan sekitar 37 asetnya dalam bentuk uang tunai dan deposito perbankan.

Sementara itu, masyarakat Indonesia hanya mengalokasikan 29% aset ke investasi seperti reksa dana, saham, obligasi, Exchange Traded Fund (ETF), dan real estat.

Selain itu, hanya 53% penduduk Indonesia yang terdaftar di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) atau telah mengambil dana pensiun dari pihak swasta.

Dengan demikian, masyarakat Indonesia harus meningkatkan jumlah persentase dari pendapatannya untuk diinvestasikan lantaran mengandalkan tabungan sebagai sarana pengumpulan dana untuk masa pensiun tidak akan cukup.