Proyeksi The Fed Terkait Suku Bunga Sepanjang Tahun Depan

"Tanda-tanda pelambatan inflasi baru-baru ini belum membawa keyakinan," kata Ketua The Fed Jerome Powell kepada wartawan pada Rabu (14/12/2022).
"Tanda-tanda pelambatan inflasi baru-baru ini belum membawa keyakinan," kata Ketua The Fed Jerome Powell kepada wartawan pada Rabu (14/12/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - The Federal Reserve (The Fed) akan sering menaikkan suku bunga pada 2023, meskipun kemungkinan ekonomi jatuh ke arah resesi.

Karena, biaya lebih besar mesti dibayarkan apabila bank sentral Amerika Serikat (AS) tidak menguasai inflasi.

"Tanda-tanda pelambatan inflasi baru-baru ini belum membawa keyakinan," kata Ketua The Fed Jerome Powell kepada wartawan pada Rabu (14/12/2022).

Komite Pengaturan Kebijakan Fed terus menaikkan suku bunga acuan setengah poin persentase dan memproyeksikan akan terus meningkat hingga 5% lebih pada 2023. 

Kenaikan biaya pinjaman akan terjadi meskipun ekonomi yang diproyeksikan oleh pejabat Fed hingga tahun depan.

Tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 0,5% dan tingkat pengangguran hampir satu poin persentase penuh lebih tinggi pada akhir 2023 atau melampaui peningkatan secara historis terkait dengan resesi.

"Saya berharap ada cara yang benar-benar tanpa rasa sakit untuk memulihkan stabilitas harga. Tidak ada, dan inilah yang terbaik yang bisa kami lakukan," kata Jerome Powell.

Dia menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang lambat yang digambarkan oleh pejabat Fed tahun depan masih "moderat".

"Saya tidak berpikir itu akan memenuhi syarat sebagai resesi ... Itu pertumbuhan positif," kata kepala Fed, meskipun "itu tidak akan terasa seperti ledakan."

The Fed memproyeksikan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,6% dari sekarang sebesar 3,7%. 

Suku bunga yang dinaikkan The Fed ke 4,25%-4,5% pada Rabu (14/12/2022) disetujui dengan suara bulat oleh pembuat kebijakan Fed.

Pejabat The Fed mmperkirakan suku bungannya naik ke level antara 5,00% hingga 5,25% pada tahun depan

Sebanyak 7 dari 19 pembuat kebijakan The Fed memproyeksikan suku bunga yang lebih tinggi akan dibutuhkan AS.

Dengan menaikkan suku bunga ditargetkan The Fed terjadi inflasi sebesar 2,0%.

Selama ini The Fed gagal menaikkan suku bunga cukup tinggi sehingga inflasi mengakar.

"Proyeksi ekonomi baru menyiratkan ambang rasa sakit yang lebih tinggi dari sebelumnya" untuk Fed yang bersedia mentolerir setara dengan sekitar 1,6 juta kehilangan pekerjaan, ucap Kepala Ekonomi dan Keuangam di Jefferies, Aneta Markowska.

"Ini menunjukkan hawkish masih melebihi dovish dengan selisih yang signifikan."

Inflasi yang disukai Fed tetap sekitar tiga kali lipat dari target bank sentral. Hal ini membutuhkan waktu sedikitnya tiga tahun untuķ penurunan. 

Data baru-baru ini menunjukkan perlambatan inflasi dapat mendorong bank sentral dari jalur hawkish dan menggerakkan pembuat kebijakan menuju pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun depan.

"Sebuah langkah yang kontraproduktif terhadap strategi memerangi inflasi Fed," kata Carl Riccadonna, kepala ekonom AS di BNP Paribas. (ant/mau)