5 Masalah Global Mesti Diwaspadai Indonesia

"Kelima permasalahan ini memang sebagai dampak dari berlanjutnya perang Rusia dan Ukraina, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, maupun masih terganggunya mata rantai pasokan global," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta pada Rabu (14/12/2022).
"Kelima permasalahan ini memang sebagai dampak dari berlanjutnya perang Rusia dan Ukraina, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, maupun masih terganggunya mata rantai pasokan global," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta pada Rabu (14/12/2022).

Gemapos.ID (Jakarta) - Bank Indonesia meminta Pemerintah Indonesia masih mewaspadai dunia yang masih bergejolak akibat lima permasalahan global. 

"Kelima permasalahan ini memang sebagai dampak dari berlanjutnya perang Rusia dan Ukraina, perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, maupun masih terganggunya mata rantai pasokan global," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta pada Rabu (14/12/2022).

Masalah pertama adalah pertumbuhan ekonomi dunia yang akan menurun dan peningkatan risiko resesi di AS dan Eropa.

Masalah kedua yaitu inflasi global yang sangat tinggi akibat harga energi dan pangan global masih tinggi.

Masalah ketiga, suku bunga bank sentral global yang tinggi untuk waktu yang lama.

Suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed) diperkirakan bisa mencapai 5%  merespons inflasi dan kemungkinan akan tetap tinggi selama 2023.

Permasalahan keempat yang perlu diwaspadai penguatan dolar AS yang berakibat tekanan atau depresiasi terhadap berbagai mata uang dunia, termasuk rupiah.

BI mencatat nilai tukar rupiah sampai 16 November 2022 terdepresiasi 8,65% dibandingkan dengan level akhir 2021 (year-to-date/ytd).

Kelima adalah cash is the king atau fenomena uang tunai lebih berharga dari instrumen investasi lainnya saat ini.

"Para investor global karena tingginya persepsi risiko menarik dananya dari emerging market atau negara pasar berkembang dan memindahkannya ke aset-aset likuid yang tentu saja untuk menghindari risiko," ujarnya. (ant/mau)