BWF Mesti Bertanggungjawab atas Kasus Indonesia

Marcus Fernaldi Gideon
Marcus Fernaldi Gideon
Gemapos.ID (Jakarta) – Pemain bulutangkis ganda putra Marcus Fernaldi Gideon menyatakan permintaan maaf tidak cukup disuarakan Badminton World Federation (BWF). Karena, langkah ini harus disertai dengan pertanggungjawaban yang pasti. “Jangan hanya cuma minta maaf lalu urusannya dianggap selesai, harusnya tidak seperti itu," katanya pada Senin (23/4/2021). Kondisi pandemi Covid-19 mesti mendorong BWF melakukan persiapan penyelenggaraan turnamen All England 2021 lebih matang. Jadi, federasi ini dapat mengantisipasi kemungkinan kejadian yang akan dihadapi Tim Bulutangkis Indonesia. Pada kesempatan yang sama pemain bulutangkis ganda putri Greysia Polii menilai BWF tidak memahami perannya bisa sebagai penengah. Hal ini antara atlet bulutangkis dan National Health Service (NHS). Bahkan, BWF tidak bisa mengakomodasi kepentingan pebulutangkis dengan NHS. Federasi membiarkan pemain bulutangkis asal Indonesia terpaksa mundur dari kejuaraan All England 2021. “Mereka harus bisa lebih bertanggungjawab dengan respon mereka saat diarahkan NHS, misalnya saat dikeluarkan dari hall, seharusnya ada pembicaran dua arah lebih dulu dengan manajer tim,” ujarnya. Sementara itu Greysia mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak yang sudah mendukung, memperjuangkan, dan melindungi mereka sebagai atlet bulutangkis. Pihak-pihak itu adalah Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). “Kami sangat mengapresiasi," ujarnya. Pada kesempatan terpisah Dubes Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins mengklaim tindakan diskriminasi tidak dilakukan kepada Timnas Bulutangkis Indonesia. Kebijakan ini berkaitan dengan pemberlakukan isolasi mandiri selama 10 hari. “Semua orang yang berkunjung ke Inggris harus mengikuti aturan yang berlaku untuk melindungi kesehatan sesama pengunjung, dan masyarakat yang lebih luas di Inggris,” katanya. Penerapan isolasi mandiri bagi Tim Bulutangkis Indonesia akibat salah seorang penumpang dikonfirmasi positif Covid-19 dalam satu pesawat dibantah sebagai suatu kesalahan siapapun. Tindakan ini dinilai hanya suatu kecelakaan murni saja. Sebelumnya, Presiden BWF Poul-Erik Hoyer telah mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali. Surat itu berisi permintaan maaf oleh pihaknya kepada Indonesia atas kejadian negara ini harus terpaksa mundur dari Turnamen All England 2021. Poul juga mengemukakan penyesalan dan kekecewaannya terhadap kejadian tadi yang dialami Timnas Bulutangkis Indonesia. “Saya dengan tulus menyampaikan permohonan maaf atas kesedihan dan frustasi yang dialami oleh seluruh pemain dan tim Indonesia,” katanya. Permohonan maaf Poul disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menpora Zainudin Amali dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi. Kemudian, Dubes Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, Ketua Umum (Ketum) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Agung Firman Santoso. Tidak ketinggalan komunitas, penggemar bulutangkis, dan rakyat Indonesia. Kejadian Indonesia terpaksa mundur dari All England 2021 akan dijadikan pembelajaran berharga bagi BWF. Jadi, pihaknya bisa menyelenggarakan turnamen lain pada masa depan menjadi lebih baik saat pandemi Covid-19. Poul merasa memiliki kenangan manis dengan pemain dan pelatih bulutangkis Indonesia saat dia masih bermain bulutangkis untuk Timnas Denmark. Momen ini diharapkan tidak berakibat hubungannya dengan Indonesia menjadi kurang baik. “Kami percaya bahwa hubungan luar biasa yang sudah terjalin lama antara Indonesia dengan BWF akan tetap harmonis dan bahkan lebih kuat di masa mendatang,” ujarnya.