Indonesia GandengTimor Leste Tangani Sampah Plastik

Timor Leste
Timor Leste
Timor Leste  merupakan mitra strategis Indonesia dalam  menangani masalah plastik dan sampah lainnya lantaran kedekatan teritorial kedua negara. Indonesia dan Timor Leste berbagi daratan dan juga berbagi lautan yakni Laut Arafura termasuk dengan Australia dan Papua Nugini (PNG) yang menjadikan sampah plastik sebagai persoalan bersama. Laut kedua negara saat ini dicemari oleh plastik dari dalam negeri dari dan atau dari luar negeri, bahkan dari wilayah yang sangat jauh seperti Tiongkok dan Jepang.   Hal ini mengemuka dalam pertemuan  bilateral antara Wakil Menteri LHK Alue Dohong dengan Menteri Lingkungan Timor Leste, Demetrio do Amaral de Carvalho di sela-sela Konperensi Global Iklim UNFCCC COP25 di Madrid, Spanyol pada Selasa, 10 Desember 2019. Demetrio menyatakan bahwa Timor Leste tengah mengembangkan zero plastic policy dengan melakukan konversi plastik ke energi untuk bahan bakar industri.   Kementeriannya  bekerjasama dengan Sydney University di Australia untuk mengembangkan konversi tersebut. Bahan baku plastik dari Timor Leste tidak akan mencukupi, maka itu perlu kerja sama dengan Indonesia dalam penyediaan pasokan bahan baku berupa sampah plastik. “Jika kita bisa melakukan kerja sama regional dengan Australia dan PNG maka kita akan dapat mengatasi persoalan yang lebih luas lagi,” kata Demetrio. Alue Dohong menyampaikan Indonesia telah memiliki basis kebijakan dan peraturan perundang-undangan terkait dengan penanganan sampah daratan dan juga sampah laut.  Di banyak kota telah dilakukan pelarangan penggunaan single plastic use terutama di pusat perbelanjaan moderen. “Indonesia juga telah mengembangkan bioplastik dari singkong untuk menggantikan plastik yang tidak biodegradable. Bioplastik ini juga telah diekspor ke Timor Leste,” ucapnya. Saat ini juga banyak produk-produk Indonesia terdapat di Timor Leste, untuk itu Timor Leste juga memiliki kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia seperti PT Sarana. Keterikatan sejarah  kedua negara dan keterkaitan lanskap serta ekosistem membuat kerja sama antara kedua negara selalu sangat penting.  Timor Leste dan Indonesia memiliki cross-boundray ecosystem project, yaitu mangrove dan river based rehabilitation. Alue Dohong meneruskan Indonesia telah memiliki roadmap untuk menangani masalah sampah/plastik di tingkat produsen. Selain itu Indonesia juga melakukan kampanye nasional untuk mengubah perilaku masyarakat dalam mengurangi penggunaan plastik. “Indonesia memiliki program edukasi masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik, seperti mengganti sedotan dengan ‘purun’,” jelasnya. Indonesia telah mengembangkan bahan material bangunan dengan campuran plastik. Untuk itu Timor Leste mengusulkan membentuk kerjasama regional penanganan sampah plastik di darat dan di laut. Dengan melihat peluang pengembangan bahan plastik untuk energi di Timor Leste, kedua negara dapat melakukan perdagangan bilateral tekait dengan plastik. Demetrio menyebutkan persoalan plastik laut berpengaruh pada kehidupan biota laut seperti Blue Whale dan Dugong yang mengalami kematian akibat mengonsumsi plastik. Indonesia dan Timor Leste juga aktif dalam Coastal Triangle Initiative (CTI). “Pada 2020 Menteri Pertanian dan Perikanan Timor Leste akan datang ke Indonesia untuk membicarakan masalah proyek lintas batas dan berharap dapat bertemu dengan  Menteri dan Wamen LHK,” tandasnya. (mam)