169 Sapi di Kabupaten Bangka Suspek Penyakit Mulut dan Kuku

Dinpanpertan Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan sebanyak 169 ekor sapi di wilayahnya adalah suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).
Dinpanpertan Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan sebanyak 169 ekor sapi di wilayahnya adalah suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).

Gemapos.ID (Jakarta) - Dinas Pangan dan Pertanian (Dinpanpertan) Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan sebanyak 169 ekor sapi di wilayahnya adalah suspek penyakit mulut dan kuku (PMK) berdasarkan uji sampel darah pada 10 ekor sapi.

"Selain sampel darah dari sapi bergejala, dilakukan juga pengujian sampel pengerokan lidah dan ingus pada dua ekor sapi," kata Sub Koordinator Kesehatan Hewan Dinpanpertan Kabupaten Bangka Eka Irawati dikutip PetromaxNews.com dari AntaraNews pada Senin, 16 Mei 2022. 

Sebanyak 169 ekor sapi suspek PMK diperoleh dari pengumpul dari luar pulau Bangka Belitung pada Selasa 26 April 2022 melalui jalur angkutan kapal penyeberangan. 

Sapi suspek PMK di Kabupaten Bangka tersebar di Kecamatan Sungailiat, Kecamatan Pemali, dan Kecamatan Merawan.

"Sementara sapi hasil budi daya peternak diketahui sampai saat ini tidak ditemukan yang terinfeksi PMK," ucapnya. 

Eka Irawati mengungkapkan varian virus hewan ini relatif mudah menyebar ke hewan ternak berkuku genap seperti domba, kambing, dan babi yang berakibat kematian. 

Walaupun demikian, daging hewan suspek PMK tidak membahayakan bagi manusia jika di masak dengan matang untuk mematikan virus.

"Ciri umum hewan yang tergejala PMK dilihat dari kondisi fisik kuku hewan yang pecah-pecah, lidah sariawan yang berdampak pada penurunan nafsu makan hewan itu," ujarnya.

Dinpanpertan Kabupaten Bangka menyarankan masyarakat tidak memasukkan dan mengeluarkan hewan dari daerah itu untuk mencegah penyakit tersebut. Selain itu meningkatkan pengawasan, penyemprotan cairan disinfektan.

"Penanganan pencegahan yang kami lakukan dengan pemberian obat pada hewan agar tidak meluas penyebaran virus karena sampai saat sekarang belum ditemukan obat bagi hewan terinfeksi PMK," ucapnya.

Hal lainnya adalah memberikan obat meningkatkan nafsu makan hewan juga dengan memberikan vaksin hewan.

"Untuk vaksin hewan sudah kami usulkan ke pusat kesehatan hewan dengan harapan segera dapat didistribusikan sesuai kebutuhan," ucapnya. (ant/moc)